IL News 008/2021
Sabtu, 28 Agustus 2021
Adanya intoleransi, persekusi, dan narasi kebencian berbasiskan agama di Indonesia cukup merisaukan sehingga perlu mendapatkan perhatian secara serius. Tantangan global ini membutuhkan solusi berupa kompetensi literasi keagamaan lintas budaya untuk mewujudkan kerja sama antarindividu dan institusi di dalam keperbedaan itu. Untuk mendorong perwujudan kehidupan antaragama yang harmonis, madrasah sebagai pusat pendidikan Islam memiliki peran aktif dan strategis dalam mengembangkan pola pikir, sikap, dan perilaku murid yang berada dalam lingkup pendidikannya.
Untuk itu, Institut Leimena bersama Maarif Institute dengan didukung oleh Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah PP Muhammadiyah, Lembaga Pengembangan Pesantren PP Muhammadiyah, RBC Institute A. Malik Fadjar, dan Templeton Religion Trust, berupaya menguatkan literasi keagamaan lintas budaya masyarakat melalui penyelenggaraan Webinar Internasional berjudul “Kontribusi Madrasah dalam Kerukunan Umat Beragama”, pada Sabtu, 28 Agustus 2021. Webinar ini dihadiri oleh 1.742 peserta yang bukan hanya berasal dari sektor madrasah, tapi juga sektor lain seperti lingkungan pendidikan tinggi swasta, pendidikan tinggi berbasis keagamaan, lembaga agama, kementerian agama, hingga NGO lokal. Webinar ini juga menarik perhatian negara-negara lain seperti Malaysia, Australia, Turki, Uni Emirat Arab, Srilanka, Amerika Serikat, dll.
Penyelenggaraan webinar akan dilanjutkan dengan kerja sama untuk melaksanakan rangkaian Pelatihan Literasi Kegamaan Linta Budaya (LKLB) yang akan diselenggarakan pada bulan Oktober dan November 2021 mendatang.
Webinar internasional ini dibuka dengan sambutan dari perwakilan panitia penyelenggara kegiatan yang diwakili oleh Abdul Rohim Ghazali (Direktur Eksekutif, Maarif Institute), R. Alpha Amirrachman, M.Phil., PhD. (Sekretaris, Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah PP Muhammadiyah), dan Matius Ho, MS (Direktur Eksekutif Institut Leimena).
Ceramah kunci yang bertujuan untuk membagikan pengalaman Muhammadiyah dalam upaya persaudaraan lintas agama dan sekaligus mengantarkan narasumber untuk membagikan pemikirannya, disampaikan oleh Prof. Dr. Syafiq A. Mughni (Ketua PP Muhammadiyah).
Kelima orang narasumber yang berasal dari lembaga dan negara yang berbeda memungkinkan peserta menggali pengalaman dalam membangun persaudaraan lintas agama dari berbagai perspektif. Mereka adalah: Dr. Amirsyah Tambunan, MA (Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia), Dr. Chris Seiple (Senior Fellow, University of Washington), Prof. Dr. Amin Abdullah (Guru Besar Filsafat UIN Sunan Kalijaga); Aly Aulia, Lc. M.Hum (Direktur Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta); dan Samah Norquist (Mantan Penasehat Utama Kebebasan Beragama Internasional, USAID).
Beberapa komentar dari peserta webinar adalah sbb:
- Webinar pada kali ini sangat bermanfaat sekali, banyak ilmu dan pengalaman yang sudah disampaikan, bagi saya acara seperti ini harus terus didukung untuk meningkatkan mutu madrasah yang kini mungkin sudah banyak tersaingi oleh SDIT SMPIT dll.
(Alex Pujosakti, S.Pd., Guru Al Islam MI Muhammadiyah 1 Jombang, Jawa Timur) - Presentasinya bagus, lengkap dengan berbagai multi disiplin ilmu, perspektif, khususnya dari Dr. Chris Seipel yang memberikan kerangka metodologis untuk menjadi moderat dalam memahami hubungan lintas agama dan budaya.
(Nurhuda Kurniawan, Ketua Majelis Dikdasmen PDM Ngawi, Jawa Timur) - Quite interesting but I would have liked to learn more about the diverse madrasas.
(Katherine Marshall, Professor, Georgetown University, United States of Amerika)
Beberapa link berita tentang kegiatan ini ditunjukkan di bagian berikut ini:
https://ibtimes.id/webinar-kerukunan-umat-beragama/
https://monitorday.com/maarif-dan-leimena-institut-madrasah-berperan-membangun-harmoni-agama
Responsible Citizenship
in Religious Society
Ikuti update Institut Leimena