Pendidikan Warga ke-37
Polewali (Sulawesi Barat), 30 Agustus – 1 September 2012
Perbincangan tentang politik sangat hangat di Polewali dan Mamasa. Hal ini terasa dari respon peserta program Pendidikan Warga, kerjasama antara Institut Leimena dan Gereja Toraja Mamasa (GTM). Apa itu politik ? Politik itu kotor, jadi bolehkan orang Kristen dan gereja berpolitik ? Bagaimana strategi bagi orang Kristen untuk berpolitik ? dll. Banyak pertanyaan, keluhan, dan tanggapan tentang topik ini, yang belum terjawab tuntas. Waktu Pendidikan Warga selama 3 hari terasa begitu cepat berlalu.
Warga yang cerdas adalah kunci suatu perubahan. Perubahan tidak bisa terjadi secara instan, tetapi membutuhkan waktu yang panjang. Perubahan menyangkut perubahan budaya dan paradigm berpikir masyarakat dalam berdemokrasi.
Gereja harus terlibat dan peduli terhadap pendidikan warga. Diskusi Warga menjadi salah satu metode yang menjadikan rakyat biasa, bisa melakukan perubahan-perubahan yang luarbiasa, dimulai dari diri dan lingkungan sekitarnya.
Tanpa pendidikan warga, maka masyarakat dan warga gereja akan selalu jadi korban. Politik uang yang kasat mata dan ditambah dengan korupsi birokrasi menjadi menu sehari-hari yang harus ditelan tanpa bisa berbuat apa-apa.
Harapan akan perubahan muncul, ketika dilakukan Pendidikan Warga yang berlangsung di GTM Jemaat Musafir Lantora, Klasis Polewali. Pendidikan Warga ke 37 ini dihadiri oleh sekitar 45 peserta yang berasal dari Polewali dan Mamasa, Sulawesi Barat. Hadir juga dalam acara tersebut jajaran kepengurusan Sinode GTM 2011-2016, Ketua Umum Pdt Hengky Gunawan, Sekum Pdt Yusuf Arta, Ketua II Pdt. Madarhakad dan Bendahara Bpk Ganna Sarrin. Tim Institut Leimena yang melayani terdiri dari Matius Ho, Budi Setiamarga dan Daniel Adipranata.
Diakhir acara dilakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara Institut Leimena yang diwakili oleh bpk Matius Ho dengan BPMS GTM yang diwakili oleh Ketua Umum, Pdt Hengky Gunawan untuk melaksanakan program Diskusi Warga hingga dua tahun ke depan.(DA)
Berikut ini adalah kesan para peserta kegiatan:
“Pendidikan politik warga akan dijadikan materi pembinaan warga GTM” ( Pdt Madarhakad, Ketua II BPMS Sinode GTM)
“Saya sungguh diberi pengetahuan yang benar tentang apa itu Politik” (Pdt Hamalod, GTM Jemaat Mamasa Kota)
“Mulai memikirkan untuk mengadakan diskusi warga di jemaat” (Pdt Enni Rosa, GTM Jemaat Sion –Polewali)
Responsible Citizenship
in Religious Society
Ikuti update Institut Leimena