IL News 004/2015
Kuliah Umum di Univ. Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati dan Diskusi Bersama JAKATARUB
Bandung, 25 Februari 2015
Kuliah umum kepada sekitar 70 mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung telah dilaksanakan pada hari Rabu, 25 Februari 2015 pkl. 13.00-15.00 di Fakultas Pasca Sarjana UIN. Kuliah umum, yang dimoderatori oleh Dwi Maria Handayani, M.Th. dari STT Bandung ini, mengangkat masalah “Dinamika Kehidupan Beragama di Berbagai Negara di Dunia” dengan menyoroti berbagai masalah penindasan atas nama agama yang terjadi dimana-mana yang membawa dampak terhadap berbagai bidang kehidupan.
Salah satu pokok bahasan yang menarik dalam kuliah umum ini adalah bahwa, berdasarkan hasil riset Hudson Institute di tahun 2007, adanya kebebasan beragama akan membawa banyak dampak positif dalam kehidupan bernegara, antara lain dalam meningkatnya konsolidasi demokrasi, semakin baiknya bidang pendidikan dan kesehatan, meningkatnya pendapatan rakyat, kebebasan pers yang makin sehat, memacu kegiatan perekonomian yang kreatif dan inovatif. Ditegaskan pula bahwa penindasan atas nama agama justru akan meniadakan segala dampak positif tersebut. Kuliah ini dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang berlangsung hangat yang ditunjukkan melalui banyaknya pertanyaan dan komentar yang disampaikan oleh mahasiswa.
Diskusi terbatas bersama JAKATARUB (Jaringan Kerja Antar Umat Beragama) dalam kerjasama dengan Sinode Gereja Kristen Pasundan dan Institut Leimena, telah dilakukan pada hari Rabu, 25 Februari pkl. 19.00-21.00 di Ruang Pertemuan Mesjid Al Mubarak di Bandung. Dr. Paul Marshall, Senior Fellow Institut Leimena, menjadi nara sumber dalam diskusi ini.
JAKATARUB adalah sebuah jaringan interfaith independen yang berpusat di Bandung yang bertujuan untuk mempromosikan toleransi dan keharmonisan antar umat beragama dalam rangka memperkuat kehidupan masyarakat sipil di Indonesia. Diskusi seputar masalah Kebebasan Beragama ini dihadiri oleh sekitar 30 orang dari berbagai latar belakang agama, baik Islam, Kristen, Katolik, Budha, Kong Hu Cu maupun aliran kepercayaan Sunda Wiwitan. Diskusi yang dimoderatori oleh Budi Setiamarga ini berjalan dalam suasana kekeluargaan yang hangat dan meriah. Berbagai permasalahan kebebasan beragama baik di Indonesia maupun di pelbagai negara lain didiskusikan. Diskusi ini ditutup dengan sebuah harapan supaya kehidupan beragama di Indonesia menjadi lebih baik dan lebih harmonis dalam suasana persahabatan antar umat beragama yang sehat.
Responsible Citizenship
in Religious Society
Ikuti update Institut Leimena