IL News 019/2015
Johannes Leimena School of Public Leadership (JL SoPL)
Jakarta, 9-15 Agustus 2015
“Orang Kristen dalam Kepemimpinan Publik Bangsa” yang disampaikan oleh Pdt. Andreas A. Yewangoe, Ketua Majelis Pertimbangan PGI 2014-2019, menjadi pembuka program pendidikan kepemimpinan publik yang diselenggarakan Institut Leimena, Johannes Leimena School of Public Leadership. Yewangoe menegaskan, di negara kita, tidak kurang pemimpin beragama Kristen yang sungguh-sungguh menjalankan prinsip-prinsip Kristiani. Sebut saja Johannes Leimena, T.B. Simatupang, A.M. Tambunan, M. Siregar, G.J.S.S. Ratulangie, Latuharhary, Silas Papare, dsb. Pemimpin perlu banyak belajar dan meneladani mereka.
Belajar langsung dari pakarnya, seperti yang dialami oleh peserta JL SoPL 2015, adalah sebuah kesempatan langka yang patut disyukuri. Bagaimana tidak? Mereka bisa langsung bertatap muka dan menimba ilmu tentang UUD ‘45 dari Jakob Tobing, Ketua Panitia Ad Hoc I BP-MPR untuk Amandemen UUD ’45. Dengan gamblang, Jakob Tobing menjelaskan sejarah amandemen UUD ’45 dan dampaknya bagi peran warga saat ini.
Saat ini di dunia, semua organisasi baik sosial maupun politik terutama negara dibentuk dengan satu landasan yang merupakan konsensus di antara pendirinya, yang secara umum dinamakan konstitusi. Di Indonesia, konstitusi kita tertuang dalam sebuah dokumen tertulis, yakni UUD ’45. Demikian sekilas informasi yang disampaikan oleh Maruarar Siahaan, Hakim Konstitusi RI 2003-2009, pada sesi Prinsip Dasar Konstitusi, kepada peserta JL SoPL 2015.
Apakah yang dapat mengikat lebih dari 500 suku bangsa, ragam agama dan budaya di sepanjang sekitar 17.508 pulau, yang membentang dari 6° LU – 11° LS, dan 95°BT – 141°BT? Konsepsi apakah yang dapat menopang kebesaran, keluasan dan kemajemukan Indonesia? Pancasila! Pancasila menjadi dasar falsafah kebangsaan Indonesia. Gagasan Pancasila sebagai falsafah negara digali dari bumi sejarah keindonesiaan. Ia perlu dibumikan dalam kenyataan, tak hanya jadi retorika atau pentas politik. Intisari materi tentang Pancasila ini disampaikan oleh Yudi Latif, Ketua Pelaksana Harian Pusat Studi Pancasila Universitas Pancasila, pada sesi Pancasila dan Cita-cita Negara.
Responsible Citizenship
in Religious Society
Ikuti update Institut Leimena