info@leimena.org    +62 811 1088 854

IL News No. 023/2011
oleh Institut Leimena

Kunjungan Staf Perkantas (Jul 2011)

Jumat (22/7/2011), Institut Leimena memperoleh kunjungan dari Perkantas (Lembaga Pelayanan Siswa/Mahasiswa/Alumni Kristen) dalam rangka Perkenalan dan Orientasi. Kedatangan 18 orang Staf Perkantas ini mendapat sambutan baik dari pengurus Institut Leimena yaitu Pontas Nasution, Viveka Nanda Leimena dan Matius Ho (Dewan Penasihat, Dewan Penyantun dan Direktur Eksekutif Institut Leimena).

Mengawali pertemuan tersebut, Putera dari Pahlawan Nasional “Johannes Leimena”, Viveka Nanda Leimena menceritakan sejarah terbentuknya Institut Leimena pada tahun 2005, yang merupakan respons atas perkembangan situasi bangsa dan negara serta harapan para pimpinan lembaga gereja aras nasional pada saat itu.

Selanjutnya dengan mengutip Firman Tuhan dari 1 Pet 2:9, Direktur Eksekutif pada masa Akademi Leimena (saat ini disebut Institut Leimena), Pontas Nasution menjelaskan pula latar belakang  dibentuknya Institut Leimena, yaitu supaya warga gereja menjadi aktif (imam yang rajani), artinya menjadi pelayan dan saksi di tengah-tengah kenyataan masyarakat gereja yang individualis.

“Meneladani Johannes Leimena yang menjalankan tugas kenegaraannya sebagai refleksi kecintaan, kesetiaan, dan ketaatan kepada Tuhan, demikian diharapkan akan lebih banyak orang Kristen yang memenuhi tugas dan panggilanNya di bangsa ini yaitu dengan menjalankan hak dan tanggungjawabnya sebagai warga negara Indonesia”, demikian disampaikan pula oleh Matius Ho siang itu.

Ragam pertanyaan dan masukan diterima oleh Institut Leimena. Berikut ini salah satu kutipan tanya-jawab yang berlangsung siang itu, “Apa sebenarnya yang terjadi dengan hak warga negara Indonesia saat ini?” Pengekangan yang dialami di masa orde baru terus terbawa pada konsep berpikir masyarakat saat ini, bahwa tidak ada yang dapat dilakukan hanya dengan status warga negara. Karena lama hidup dalam sistem otoriter, yang terbentuk di tengah masyarakat kita sampai saat ini adalah sikap pasif / enggan memperjuangkan apa-apa yang menjadi haknya sebagai seorang WNI. Penyadaran hak dan tanggung jawab inilah yang menjadi upaya Insitut Leimena, disamping ada pula upaya pemberdayaan lainnya di bidang ekonomi yaitu pada kelompok tani di Desa Oeteta Kupang NTT (dimana Pendamping Lapangannya adalah juga merupakan hasil binaan Perkantas).

Di akhir pertemuan, Pontas Nasution menyampaikan harapannya agar Perkantas sebagai lembaga yang melayani generasi muda Kristen menghasilkan pemimpin-pemimpin masa depan seperti Yohannes Leimena, Amir Syarifudin, dan Negarawan Kristen lainnya. Ia menambahkan, “Pemimpin adalah pelayan, jadi ia harus terpanggil untuk menjadi pelayan. Pemimpin seperti ini hanya dapat dihasilkan dengan pembentukan melalui Alkitab. Telaah Firman Tuhan dan kemudian konfrontasikan dengan masalah kenegaraan!”.

Responsible Citizenship

in Religious Society

Ikuti update Institut Leimena