✉ info@leimena.org    +62 811 1088 854
IL News 024/2018

 

Mewakili kelompoknya, Richard berdiri seraya menunjukkan kertas berisi torehan garis-garis yang tak lurus dan saling bertentangan arah. “Ini adalah gambaran praksis politik Indonesia saat ini: carut marut, ruwet, tak beraturan, bak benang kusut”, ujarnya pada seluruh peserta GARUDA (Generasi Pembaru Indonesia).

Tak perlu bersusah payah mencari data untuk membuktikan kebenaran pernyataan Richard tersebut. Pertanyaannya adalah: apa yang akan dilakukan untuk mengurai benang kusut itu? Apa yang harus generasi muda lakukan, sebagai kader pemimpin, untuk memperjuangkan politik dalam arti yang sebenarnya, yaitu merumuskan kebaikan bersama? Apa yang harus dilakukan pemuda untuk mewujudkan cita-cita bangsa?

Hal-hal inilah yang dipikirkan oleh Richard bersama 15 orang peserta lainnya, dalam program GARUDA yang berlangsung pada 19-20 Oktober 2018, di Kota Palopo. Program ini diinisiasi oleh Gereja Toraja dan Institut Leimena dalam rangka kaderisasi pemimpin publik. Budi H. Setiamarga dan Puansari Siregar dari Institut Leimena, hadir sebagai fasilitator yang memfasilitasi peserta belajar tentang prinsip dasar kepemimpinan bangsa, seperti: Pancasila, Konstitusi, Narasi Keberagaman Indonesia, dan Peran Warga.

Pdt. Rimba, Ketua I Badan Pekerja Majelis Wilayah 1, memimpin ibadah pembuka dengan menyerukan pada peserta untuk meneladani Nehemia yang membawa pembaruan bagi bangsanya. Pdt. Marthen Lamida, S.Th., (Ketua Wilayah 1 Sinode Gereja Toraja), menaruhkan harapannya agar peserta terus bergiat memperlengkapi diri sebagai pemimpin muda yang peduli dan bertindak.

Pelatihan 2 hari yang berlangsung secara tatap muka ini, akan dilanjutkan dengan pelatihan jarak jauh (online learning). Selama 2 bulan ke depan, peserta akan berada dalam komunitas belajar dan mengasah, agar dapat berkiprah secara relevan dan membawa pembaruan. Semoga dengan hadirnya generasi muda ini, citra buruk tentang praksis politik yang dikemukakan pada awal tulisan ini, dapat kian terkikis.

Responsible Citizenship

in Religious Society

Ikuti update Institut Leimena

Loading...