Pendidikan Warga ke 17 di Kupang
Tiga klasis dalam lingkungan Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) yaitu Klasis Kota Kupang, Klasis Kupang Barat, dan Klasis Kupang Tengah, bersama-sama Center for Policy Analysis (CePA) Institut Leimena telah mengadakan Pendidikan Warga ke 17 pada hari Senin, 13 Juni 2011 bertempat di GMIT Jemaat Silo, Kupang. Acara ini diikuti oleh 77 pendeta dan majelis dari ketiga klasis tersebut. Pada akhir acara, peserta diminta untuk memberikan komentar seputar manfaat Pendidikan Warga ini bagi mereka. Cuplikan beberapa komentar dapat diikuti di bagian berikut ini.
“Disegarkan kembali akan gagasan tentang kewarganegaraan kita yang hampir saja hilang karena rutinitas pelayanan di jemaat.” (Pdt. Hawa Y. Djami Ga-K, S.Th- Jemaat Elim Bolok, Klasis Kupang Barat)
“Memberi motivasi untuk memperlengkapi anggota jemaat Kupang menjadi warga negara yang bertanggungjawab dan takut akan Tuhan.” (Pdt. Adelvina Doko Hege, S.Th-Jemaat Alfa Omega Labat)
“Bermanfaat karena memberikan suatu pemahaman yang rasional dalam membangun dan memotivasi diri sendiri (bahkan mempengaruhi orang lain) tentang bagaimana menjadi warga negara yang mampu untuk membangun Nusa Tenggara Timur.” (Agus Yohelsin Bire-Jemaat Agape Kupang)
“Menyegarkan kembali pemahaman tentang jati diri sebagai warga negara yang bertanggungjawab terhadap keutuhan dan kelangsungan kehidupan berbangsa dengan tidak meninggalkan identitas diri sebagai warga gereja.” (Pdt. Agusthea Nayoan-Naiola-Jemaat Syalom Airnona)
“Menyadarkan untuk kembali melihat arti tanggungjawab sebagai warga masyarakat yang tidak hanya sibuk urus hal-hal tentang sorga saja. Akan sosialisasikan kepada anggota jemaat supaya sadar untuk berpartisipasi aktif dalam kehidupan bersama.” (Pdt. Evelien Lewaherilla- Jemaat Tualeu Klasis Kupang Barat).
“Bermanfaat untuk menyegarkan kembali tentang tugas dan tanggungjawab sebagai warga negara dan warga Kerajaan Allah yang dimulai dari lingkungan terdekat… termotivasi untuk melakukan hal ini di kelompok-kelompok PA …” (Pdt. Anita Ch. Amnifu-Jemaat Koinonia Koenino)
“Membekali saya sebagai WNI dalam memfilter berbagai ideologi “asing” yang bertentangan dengan ideologi Pancasila…” (Imanuella lay- Jemaat Syalom Airnona)
“Berusaha untuk menerapkan apa yang didapat melalui workshop ini dengan bertindak dari hal-hal kecil disekitar tempat pelayanan saya.” (Pdt. Silfia J. C. Foeh-Rozet- Jemaat Bait-El Kampung Baru Penfui)
“Membangun semangat untuk peduli pada cita-cita negara yang dimulai dari tempat/lingkup yang paling kecil (tempat tinggal dan tempat pelayanan).” (Pdt. Deazsy A. Tatengkeng-Jemaat Imanuel Batukadera)
“Dapat memperluas wawasan kita dalam bermasyarakat, berjemaat dan bernegara. Dapat dilakukan baik secara pribadi (melalui khotbah, PA dll, kunjungan jemaat) maupun dalam komunitas jemaat atau melaui wadah-wadah kategorial/fungsional dalam jemaat.” (Pdt. G. Ratuwalu-Kota Kupang)
“Workshop ini sangat bagus bagi kami para pelayan Tuhan khususnya di GMIT karena persoalan bernegara dan berbangsa adalah bagian dari pengajaran Yesus Kristus kepada murid-murid-Nya. Sebagai murid-murid Yesus, penting bagi kami untuk memahami ideologi bangsa yang diterjemahkan sesuai konteks kehidupan.” (Elizabeth Ratu -Vicaris GMIT Oemathonis Noelsinas Kupang Barat)
Responsible Citizenship
in Religious Society
Ikuti update Institut Leimena