info@leimena.org    +62 811 1088 854
IL News No. 004/2011
oleh Institut Leimena

Makassar, 14 Januari 2011

Seminar dan Lokakarya Kaderisasi Kebangsaan Institut Leimena di Makassar, Sulawesi Selatan telah dilaksanakan pada hari Jumat, 14 Januari 2011 dalam kerjasama dengan Sinode Gereja Kristen Sulawesi Selatan (GKSS).  Acara ini bertujuan untuk membangun kesadaran umat Kristen sebagai warga negara Indonesia yang bertanggung jawab dalam pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdasar pada Pancasila dan UUD 1945, dan cara pandang Kristiani.  Selain itu, acara ini juga bertujuan  untuk mendorong keterlibatan umat Kristen dalam advokasi kebijakan publik sebagai bentuk partisipasi yang konstruktif dalam membangun kehidupan bangsa Indonesia  yang lebih baik.  Diharapkan juga bahwa kunjungan ini dapat pula memperkuat jaringan kebangsaan di NKRI ini.

Acara semiloka yang dihadiri oleh pimpinan sinode GKSS, pendeta-pendeta serta pimpinan jemaat  GKSS ini berlangsung mulai jam 09.00 sampai dengan 19.00.  Acara ini dibuka oleh pdt. Maays E. Baura, Ketua Sinode GKSS, serta dipandu oleh pdt Yulianus Lamarang, Sekretaris Sinode GKSS.  Pengenalan tentang Institut Leimena kemudian disampaikan oleh Matius Ho, direktur eksekutif Institut Leimena.  Pemahaman seputar  Warganegara yang Bertanggung Jawab dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia yang disampaikan oleh Budi H. Setiamarga, direktur Center for Policy Analysis (CePA) Institut Leimena, menekankan kembali akan status umat Kristen yaitu sebagai Murid Kristus dan sekaligus Warga Negara Indonesia.  Untuk dapat terlibat dalam advokasi kebijakan publik dalam konteks NKRI ini, penting bagi umat Kristen untuk memahami konstitusi NKRI yaitu UUD 1945 setelah amandemen.  Latar belakang amandemen UUD 1945 serta makna dari amandemen itu yang telah menyelaraskan kembali  cita-cita di Pembukaan UUD serta Batang Tubuh UUD 1945 tersebut, dijelaskan lebih jauh oleh Matius Ho.

Hal-hal praktis dalam Penggunaan Teknologi Informasi untuk Pemberdayaan Pelayanan Gereja dan dalam Advokasi Kebijakan Publik disampaikan oleh Vonny Tjandra, sekretaris eksekutif Institut Leimena dimana peserta diajak untuk mengenal  beberapa hal praktis dalam teknologi informasi yang penting untuk pemberdayaan pelayanan gereja, misalnya teleconference lewat jalur telepon atau internet (Skype), pendayagunaan Website, pemanfaatan email, serta pemakaian Program Komputer Sabda untuk Penggalian Alkitab.  Pada sore hari, peserta diajak untuk berlatih untuk mengembangkan pertemuan-pertemuan di rumah tangga yang disebut dengan Diskusi Warga.  Diskusi Warga ini bertujuan untuk  membangun pemahaman warga jemaat dalam masalah-masalah  aktual di NKRI ini.  Warga jemaat diajak juga untuk turut memikirkan upaya konstruktif untuk menanggulangi masalah tersebut.

Selain Diskusi Warga, peserta juga diajak untuk belajar berpikir kritis dan konstitusional melalui analisa kritis satu atau lebih ayat dalam suatu Rancangan Undang-Undang.  Sebagai acara terakhir dari rangkaian semiloka ini, peserta diajak untuk mendiskusikan dalam kelompok kecil tentang hal-hal praktis sebagai bentuk aplikasi dari gagasan-gagasan yang sudah disampaikan dalam semiloka ini, dengan harapan bahwa ide-ide tersebut dapat juga diadopsi dalam program-program gereja, baik di tingkat sinode maupun di tingkat jemaat lokal.

Pada masa mendatang, diharapkan supaya acara seminar dan lokakarya Kaderisasi Kebangsaan ini dapat pula diadakan di daerah-daerah lain di seluruh tanah air Indonesia ini sehingga gagasan-gagasan kebangsaan makin dapat berkembang, khususnya di kalangan umat Kristen di Indonesia.

Responsible Citizenship

in Religious Society

Ikuti update Institut Leimena