Pendidikan Warga ke-31
Berastagi (Sumatera Utara), 23-24 Maret 2012
Mejuah-juah (Halo, Salam Sejahtera)! Pada tanggal 23-24 Maret 2012, Institut Leimena bekerjasama dengan Sinode/Moderamen Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) mengadakan Pendidikan Warga (PW) ke-31 di tanah Karo.
Di Berastagi, sekitar enam puluh peserta yang terdiri dari Pendeta, pimpinan Klasis, Vikaris, dan jemaat, yang berasal dari beragam daerah sekitar, berkumpul selama dua hari. Acara dihadiri oleh ketua umum Sinode/Moderamen GBKP Pdt. Matius P.Barus dan Ketua bidang Personalia dan SDM, Pdt. Rosmalia Barus. Sedangkan tim dari Institut Leimena terdiri dari Matius Ho, Daniel Adipranata, Belda Kosasih, dan Viona Wijaya.
Sekitar lima belas menit sebelum acara dimulai, para peserta nampak sudah hadir di tempat pelaksanaan. Rangkaian kegiatan PW selama dua hari pun diikuti dengan antusias oleh peserta. Di akhir kegiatan, dilakukan penandatanganan perjanjian kerjasama untuk melaksanakan program Diskusi Warga, antara Institut Leimena dengan Moderamen GBKP.
Sejak lama, GBKP telah melakukan banyak hal guna kebaikan masyarakat seperti adanya Credit Union yang memberikan kredit usaha bagi masyarakat, Crisis Centre untuk melayani korban kekerasan, Retreat Centre yang di dalamnya terdapat panti asuhan, rumah pelayanan bagi mereka yang berkebutuhan khusus, dan juga yang berusia lanjut. Kiranya melalui PW, GBKP dapat semakin berperan dalam membangun komunitas warga yang cerdas berbangsa.
Berikut ini kesan para peserta mengenai PW:
“Acara ini sangat menginspirasi, memotivasi pribadi-pribadi untuk serius dan hadir dan secara konkrit terlibat sebagai warganegara. Saya menuai bagaimana belajar untuk bersuara sebagai rakyat biasa mampu mengubah situasi menjadi lebih baik” (Yusni Rut Mentina Pandia, Vikaris magang di PAK Gelora Kasih)
“Yang ingin saya lakukan adalah memunculkan kesadaran pentingnya peran serta warga dalam menjaga kelangsungan bangsa dan negara. Jika sudah tergugah kesadarannya, saya dan teman-teman akan melakukan aksi yang kiranya dapat menjawab permasalahan-permasalahan yang ada dalam masyarakat, misalnya : masalah perjudian, kekerasan pada anak/KDRT, dll.” (Pdt. Edn P. Tarigan, Pasir Tengah – Klasis Lau Baleng)
“Saya ingin langsung melakukan diskusi warga dengan mengangkat masalah-masalah yang terjadi, misalnya : Praktek Judi” (Pdt. Julianus Barus, GBKP Runggun Seribu Jandi)
Melihat semangat para peserta untuk membangun komunitas warga di tanah Karo tentu membuat hati kita ikut bergelora dan yakin, bahwa tak lama lagi kan kita lihat warga membuat perubahan di tempatnya masing-masing!
Responsible Citizenship
in Religious Society
Ikuti update Institut Leimena