✉ info@leimena.org    +62 811 1088 854
IL News No. 022/2011
oleh Institut Leimena

Pendidikan Warga ke 19 Institut Leimena di Luwuk, Sulawesi  Tengah

Dalam rangkaian acara Konsultasi Regional Pemuda Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) se Sulawesi, Institut Leimena diundang oleh Departemen Pemuda dan Remaja PGI untuk memberikan Pendidikan Warga ke 19 di Luwuk, Sulawesi Tengah pada hari Jumat, 1 Juli 2011.    Dalam acara ini, Sinode Gereja Kristen Luwuk Banggai (GKLB) bertindak sebagai tuan rumah bagi sekitar 65 pimpinan pemuda dari 14 Sinode anggota PGI se Sulawesi.

Di Konsultasi Regional ini, para pimpinan pemuda dari pelbagai sinode se Sulawesi ini diajak untuk memahami akan status mereka sebagai Warga Gereja dan Warga Negara Indonesia yang memahami Konstitusi Tuhan (Alkitab) serta Konstitusi NKRI (UUD 1945) dan terdorong untuk berkontribusi aktif dalam membangun Indonesia demi kemuliaan Tuhan.  Peserta juga didorong untuk ikut serta mengembangkan jemaat melalui program Diskusi Warga sebagai salah satu bentuk tindak lanjut dari acara ini.  Acara ini diakhiri dengan sebuah Lokakarya dalam bentuk pembahasan Rancangan Undang-Undang yang mengajak para pemuda untuk belajar berpikir secara analitis, kritis, dan konstitusional.

Banyak tanggapan dilontarkan oleh peserta Konsultasi Regional tentang Pendidikan Warga ini.   Junindy Modiesta Hontong dari Gereja Protestan Indonesia Banggai Kepulauan (GPIBK) meyakini bahwa lewat acara ini, dia termotivasi untuk menjadi pemuda yang mampu mengemukakan pendapat terhadap masalah-masalah negara ini, agar kedepannya, dia bisa menjadi warganegara yang dapat menjadi garam dan terang dunia lewat argumentasi yang positif dan kuat di dalam UUD 1945. Jew W Adrian dari Gereja Masehi Injili Sangihe Talaud (GMIST) berpendapat bahwa materi yang disampaikan di Pendidikan Warga ini sangat baik karena mengubahkan pola pikir yang kaku kepada pola pikir yang kritis.  Selain itu, melalui acara ini, dia mendapat pengetahuan yang baru bahwa dalam mengemukakan pendapat, harus ada dasar yang kuat yaitu berpedoman pada UUD 1945.  Beberapa cuplikan dari masukan para pimpinan pemuda lainnya disampaikan pada bagian berikut ini.

Acara ini sangat bermanfaat bagi saya karena selain menambah pengetahuan saya sebagai seorang muda, acara ini juga mengubah pemikiran saya … bahwa seorang muda harus berpikir kritis, menjadi garam di tengah masyarakat dan menjadi 3 P (Pelopor, Pejuang, Pemikir) bagi bangsa kita tercinta ini. (Abraham Goni-Bendahara Pemuda Wilayah Pusian-Gereja Masehi Injili di Bolaang Mongondow)

Workshop ini sangat berguna bagi saya karena telah mencerdaskan bagaimana saya sebagai warganegara terlibat dalam persoalan-persoalan kemasyarakatan… Tembok pemisah dalam diri saya sebagai aktivis gereja yang selama ini menganggap urusan rakyat itu urusan DPR sudah runtuh.  Kini saya siap kembali ke sinode, klasis dan jemaat untuk berbagi dengan kawan-kawan lainnya. (Yunus Buana Patiku – Ketua Bidang Organisasi Pengurus Pusat Persekutuan Pemuda Gereja Toraja)

Acara ini sangat bermanfaat karena mengingatkan kembali bahwa sebenarnya di dunia ini, dalam konteks berbangsa dan bernegara, organisasi pemudalah yang telah bekerja keras atau lebih banyak andilnya dalam mengubah perkembangan ataupun kemajuan di negaranya, lebih khususnya bangsa Indonesia.  Sebagai tindak lanjut, yang dapat saya lakukan adalah menyampaikan kepada rekan-rekan pemuda saya bahwa sebenarnya kita bisa bertindak mengubah ketidaksesuaian yang ada di sekitar kita, asalkan berdasarkan UUD 1945, dan itu bisa dilakukan oleh generasi muda saat ini. (Kamarudin Mangasapu- Ketua Pemuda Jemaat Gereja Protestan Indonesia di Banggai Kepulauan)

Acara ini sangat bermanfaat karena bisa menambah wawasan dan boleh menambah pengalaman baru untuk saya aplikasikan di Sinode, klasis dan jemaat.  Terutama yang paling berkesan dan bermanfaat adalah “Diskusi Warga” karena cara berdiskusi seperti ini baik untuk diterapkan dalam jemaat kami.  (Delvina Pembeu –Ketua Pemuda-Remaja Sinode Gereja  Masehi Protestan Umum Manado)

Acara seperti ini sangat bermanfaat dalam kerangka pembentukan pemuda dan remaja yang unggul.  Untuk itu, kiranya kegiatan yang sama ini dilaksanakan pula di gereja-gereja atau tiap sinode. (Roly Lumi- Ketua Remaja Sinode Gereja Masehi Injili di Bolaang Mongondow)

Acara ini memberikan angin segar dalam memahami banyak hal dalam konteks kenegaraan.  Yang dapat saya lakukan sebagai tindak lanjut acara ini adalah menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam dasar negara kita kepada generasi penerus bangsa terlebih khusus dalam lingkungan sendiri dengan cara membagi informasi ini kepada khalayak untuk dipahami dan menjadi referensi dalam hidup bernegara. (Dondan Langi-ketua III Pengurus Pusat Persekutuan Pemuda Gereja Toraja Mamasa)

 

Responsible Citizenship

in Religious Society

Ikuti update Institut Leimena

Loading...