Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, saat memberikan sambutan dalam Sidang Raya XVIII Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) di Rantepao, Toraja Utara, Sulawesi Selatan, 8-13 November 2024.
Jakarta, IL News – Institut Leimena hadir sebagai peninjau dalam Sidang Raya XVIII Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) yang diadakan di Rantepao, Toraja Utara, Sulawesi Selatan, tanggal 8-13 November 2024. Sidang Raya ini merupakan kegiatan setiap lima tahun sekali sebagai forum pengambilan keputusan tertinggi PGI.
Program Manager Institut Leimena, Julinar Sinaga, yang hadir dalam kegiatan tersebut, mengatakan Sidang Raya PGI adalah momentum kebersamaan gereja-gereja dari seluruh Indonesia. Kegiatan tersebut dihadiri oleh perwakilan gereja-gereja yang merupakan anggota dari PGI. Para peserta berasal dari 104 sinode gereja Protestan di Indonesia terdiri dari 97 sinode gereja yang merupakan anggota lama PGI dan 7 sinode gereja anggota baru PGI.
“Seperti disampaikan oleh Pdt. Jacklevyn Fritz Manuputty, yang telah terpilih sebagai Ketua Umum PGI 2024-2029, Sidang Raya ini bukan hanya pertemuan gerejawi tetapi juga merupakan perhelatan iman dan momentum penting bagi seluruh umat Kristen di Indonesia dari berbagai latar belakang,” kata Julinar kepada IL News.
Sidang Raya PGI dibuka secara resmi oleh Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, dan ditutup oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka. Hadir pula Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia, Abdul Mu’ti. Kehadiran para pejabat tinggi pemerintah menunjukkan dukungan dan komitmen negara terhadap keberagaman di Indonesia.
Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, Ketua Umum PGI 2019-2024, Pdt. Gomar Gultom, Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey, dan Ketua Umum Panitia Sidang Raya XVIII PGI, Pdt. Musa Salusu, membuka Sidang Raya XVIII PGI. (sumber foto: PGI).
Dalam sambutannya, Wapres Gibran, yang pernah menjabat Wali Kota Surakarta 2021-2024, membagikan pengalaman mengenai upaya membangun toleransi dan harmoni di tengah keberagaman masyarakat Surakarta. Dia mengajak PGI untuk terus bekerja sama dengan pemerintah dalam menjaga persatuan dan kerukunan bangsa. Wapres Gibran juga menyampaikan ucapan selamat kepada Majelis Pekerja Harian (MPH) PGI periode 2024-2029 yang terpilih dalam Sidang Raya XVIII PGI.
Pimpinan PGI untuk periode 2024-2029 yang terpilih adalah Ketua Umum Pdt. Jacklevyn Fritz Manuputty dari Gereja Protestan Maluku (GPM) yang terpilih secara aklamasi dan Sekretaris Umum, Pdt. Darwin Darmawan dari Gereja Kristen Indonesia (GKI). Dalam pidatonya, Pdt. Jacklevyn mengungkapkan kegentarannya mengemban tanggung jawab baru melayani sebagai ketua selama lima tahun ke depan, namun di saat bersamaan, dia meyakini pertolongan Tuhan untuk ‘memikul salib’ bersama semua pengurus PGI lainnya.
Sementara itu, Menag Nasaruddin lewat sambutannya mengajak seluruh pemuka agama dan umat beragama konsisten menerapkan ajaran agama masing-masing dan bersatu mendukung pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai rumah bagi semua golongan. Menag juga menegaskan bahwa kehadirannya di sidang raya sebagai Menteri Agama menegaskan bahwa Kementerian Agama merupakan Kementerian bagi seluruh agama yang mengayomi seluruh agama di Indonesia.
Program Manager Institut Leimena, Julinar Sinaga, bersama beberapa tokoh dalam Sidang Raya XVIII PGI, dari kiri ke kanan: Majelis Pekerja Harian (Ketua 3) PGI 2024-2029, Pdt. Merry Kolimon, Sekretaris Umum PGI 2024-2029, Pdt. Darwin Darmawan, Ketua Umum PGI 2024-2029, Pdt. Jacklevyn Fritz Manuputty, dan Presiden Dewan Gereja Dunia mewakili Asia, Pdt. Henriette T. Lebang.
Pembukaan Sidang Raya XVIII dilaksanakan di Lokasi Objek Wisata Rumah Adat Toraja Ke’te Kesu’, Toraja Utara, Sulawesi Selatan. Ibadah pembukaan Sidang turut dimeriahkan oleh lebih dari 1000 anak-anak dan remaja dengan menampilkan tarian-tarian khas toraja.
Ada pesan khusus yang ingin disampaikan lewat pelibatan 1.000 anak dan remaja di ibadah pembukaan ini, yaitu diharapkan gereja-gereja semakin peduli terhadap anak-anak, remaja, dan pemuda mengingat mereka adalah generasi penerus bangsa. Menurut Ketua Umum Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja, Pdt. Alfred Anggui, jika gereja mengabaikan pendidikan dan anak-anak, maka gereja akan ‘punah’ seiring berjalannya waktu karena tidak akan ada lagi yang pergi dan peduli pada gereja.
“Salah satu rangkaian Sidang Raya adalah Ibadah Minggu, menariknya, tidak dilaksanakan secara komunal di satu gedung besar, tapi ribuan peserta yang hadir melaksanakan Ibadah Minggu di berbagai jemaat di Toraja sesuai pembagian panitia,” kata Julinar.
Misalnya, lanjut Julinar, peserta dari Sinode Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) melaksanakan ibadah minggu di Gereja Toraja Jemaat Palawa, sedangkan peserta dari Sinode Gereja Kristen Indonesia (GKI) melaksanakan ibadah di Gereja Toraja Jemaat Kalaulu, sedangkan Institut Leimena mengikuti ibadah minggu di Gereja Toraja Jemaat To’yasa Riu. Hal ini menunjukkan Sidang Raya bukan hanya milik gereja dan para tokohnya, tetapi juga milik jemaat.
“Ketua Umum Panitia Sidang Raya ke-XVIII PGI 2024 Pdt. Musa Salusu, menyampaikan bahwa relasi kebersamaan, kekayaan budaya, dan kebersamaan bangsa Indonesia sangat terlihat begitu kental dalam perayaan sidang ini. Dukungan juga datang dari berbagai kelompok masyarakat, termasuk dari kalangan Muslim dan Katolik, menunjukkan semangat gotong-royong dan kebhinekaan yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia,” ujar Julinar. [IL/Jul/Chr]
Responsible Citizenship
in Religious Society
Ikuti update Institut Leimena
@institutleimena
Warganegara.org
@institutleimena
Warganegara.org