info@leimena.org    +62 811 1088 854
IL News 022/2015

 

Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) mengadakan Pendidikan Politik Menyikapi Pilkada, untuk utusan Badan Pengurus Majelis Klasis dan Lembaga Kategorial se-Sumatera Utara, pada  14 September 2015, pukul  09.00 WIB s/d selesai. Acara yang berlangsung di Kaban Jahe ini dihadiri oleh 48 orang. Hadir sebagai pembicara adalah (1) Banget Silitonga, KPU Provinsi Sumatera Utara, menjelaskan tentang Teknis Pemilihan Kepala Daerah serta Dasar Hukum Pilkada; (2) Gemar Tarigan,  KPUD Kabupaten Karo,  menjelaskan tentang Tahapan Pilkada Karo; dan (3) Pt. Jetra Sembiring, ST, Wasekum Moderamen GBKP, yang menyampaikan Modul Suara Anda Berharga. Pt. Jetra Sembiring adalah peserta Johannes Leimena School of Public Leadership 2015, yang diselenggarakan oleh Institut Leimena pada tanggal 9-15 Agustus 2015 lalu.


Pilkada sudah di depan mata! Oleh karena itu, warga perlu diingatkan agar mereka menggunakan hak pilih mereka. Tentu saja, bukan sekadar memilih; namun memilih dengan cerdas. Bagaimana caranya? Inisiatif Moderamen GBKP dengan memasang spanduk yang berisi himbauan dalam memilih, menjadi salah satu contohnya! GBKP memasang spanduk yang berisi himbauan agar warga memilih bukan karena uang yang dimiliki (atau dibagikan) pemimpin; tapi karena karakter BAIK yang dimiliki pemimpin. Tidak memilih dengan mata uang, tapi memilih dengan hati. Sekitar 20 buah spanduk yang dicetak oleh Moderamen GBKP. Jemaat ikut terlibat memperbanyak spanduk tersebut, dengan menempelkannya pada pintu pagar gereja dan tempat-tempat strategis lainnya yang bisa dilihat oleh banyak orang.


Bertempat di Jambur Lige Kabanjahe, Moderamen GBKP bersama kategorial MAMRE (Kaum Bapak), MORIA (Kaum Ibu), PERMATA (Kaum Muda) dan Yayasan Ate Keleng GBKP mengadakan seminar dan dialog publik bersama calon bupati dan wakil bupati Kabupaten Karo, pada 13 November 2015. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan “penerangan” bagi masyarakat Karo untuk menentukan pilihannya pada Pilkada langsung tanggal 9 Desember 2015 mendatang, sehingga tidak terjerumus ke dalam politik praktis dan transaksional. (Sumber: www.gbkp.or.id)

Responsible Citizenship

in Religious Society

Ikuti update Institut Leimena