IL News 029/2012
Komunitas 28 adalah komunitas yang dibentuk Institut Leimena bagi kalangan muda untuk memperjuangkan Pancasila & cita-cita kemerdekaan Indonesia demi masa depan Indonesia.
Barangkali Sumpah Pemuda itu adalah kisah sejarah yang timbul-tenggelam. Timbul secara samar-samar, karena kita tidak mengalaminya, hanya mendengar kisah-kisah heroiknya melalui buku atau sejarawan. Tenggelam, karena semangatnya seakan-akan sulit ditemukan dalam keseharian hidup kita saat ini.
Namun demikian, semangat yang diwariskan para pemuda masa lalu ini tetap relevan. Suatu warisan berharga untuk menghayati indahnya beragam perbedaan dalam kesatuan bangsa, tanah air, dan bahasa: Indonesia.
Karena itulah, mengulik (mengusut, menyelidiki) artefak Sumpah Pemuda menjadi langkah awal untuk menggelorakan kembali semangat yang telah pudar. Tak hanya digelorakan, tapi dimaknai ulang dalam lintasan waktu yang terkini.
Pada hari Sabtu (20 Oktober 2012), Komunitas ’28 ulik bersama-sama warisan sejarah di Museum Sumpah Pemuda. Acara berlangsung mulai pukul 09.00 – 13.00, dan diikuti berbagai perwakilan pemuda lintas agama. Berikut ini beberapa komentar dari para peserta:
“Tidak ada usaha perubahan yang sia-sia. Bahkan gerakan yang diawali dari rumah kost para pemuda Jong Java saja, Sumpah Pemuda dapat menjadi gerakan nasional. Kita juga bisa, lakukan perubahan sekarang” (Rachmawati P, asisten pengacara publik LBH Jakarta)
“Menemukan penggalan kisah bangsa (Sumpah Pemuda) adalah pengalaman yang makin membentuk pemahaman siapa kita. Itulah pengalaman saya hari ini“ (Deve Tampubolon, staf Perkantas Jakarta)
“Sangat keren dan bagus sekali acaranya. Coba aja!” (Felicia Yan, karyawati swasta)
“Acara ini mendidik, diskusinya membuka wawasan dan pemahaman baru mengenai pergerakan pemuda” (Eleanor Lauana Urfa S., Komunitas Historia Indonesia)
Responsible Citizenship
in Religious Society
Ikuti update Institut Leimena