Kuliah Umum “Deradikalisasi Dalam Kehidupan Beragama”, Kupang & Kunjungan ke Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang

IL News 026/2014

Bagaimana relasi agama dan negara? Apa bentuk-bentuk radikalisme agama dan penyebabnya? Bagaimana gereja menyikapinya? Inilah beberapa pokok pembahasan Keynote Speech oleh Dr. Paul Marshall, Senior Fellow Institut Leimena, didampingi Dr. Budi Setiamarga (Institut Leimena), dalam Study Meeting Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM) tanggal 10 Oktober 2014 di Ambon, yang dihadiri pimpinan GPM dari berbagai wilayah di Maluku. Ceramah ini kemudian dibahas bersama oleh Dr. Hasbollah Toisuta (Rektor IAIN Ambon), Pdt. Dr. MM Hendriks-Ririmasse (GPM), dan peserta seminar, dengan moderator Pdt. Dr. Lies Marantika (GPM). Acara yang dibuka oleh Ketua Sinode GPM, Pdt. Dr. John Ruhulesin, akan mempersiapkan materi pembahasan untuk Sidang XXXVII Majelis Pekerja Lengkap Sinode GPM bulan November 2014.

Perkembangan radikalisasi agama di berbagai belahan dunia telah menjadi keprihatinan dan kekhawatiran banyak negara, tidak terkecuali Indonesia. Pendidikan perlu menjadi sarana untuk menghadapi pengaruh radikalisasi ini, serta membina toleransi dan kebebasan beragama. Sejalan dengan itu, Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN) Kupang menghadirkan Dr. Paul Marshall dari Institut Leimena untuk memberikan kuliah umum mengenai “Deradikalisasi Dalam Kehidupan Beragama” pada tanggal 23 Oktober 2014. Kuliah ini dihadiri oleh mahasiswa/i pascasarjana dan dibuka oleh Ketua STAKN Kupang, Harun Y. Natonis, M.Si.

Untuk lebih mengenal Indonesia dan berbagi hasil penelitiannya mengenai kebebasan beragama dalam buku “Silenced”, Dr. Paul Marshall, bersama Presiden Institut Leimena, Jakob Tobing, dan Direktur Eksekutif, Matius Ho, berkunjung ke Jombang, Jawa Timur, untuk berdiskusi dengan K.H. Salahuddin Wahid, pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng pada tanggal 14 Oktober 2014 (foto atas). Pimpinan Pondok Kasih, Hana Ananda, turut hadir dalam kunjungan ini. Kemudian pada tanggal 24 Oktober 2014, Dr. Paul Marshall dan Matius Ho, ditemani Pdt. Boy Takoy dari Sinode Gereja Masehi Injili di Timor, berkunjung ke Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Kupang, untuk berdialog dengan Ketua STIT, Dr. Umar Ali (foto bawah).

← Sebelumnya Berikutnya →

Responsible Citizenship

in Religious Society

Ikuti update Institut Leimena