IL News 023/2014
Pendidikan Warga ke-60 (Training of Trainers)
Nusa Tenggara Timor, 20-22 Oktober 2014
Timor Tengah Selatan (TTS), adalah salah satu kabupaten di Nusa Tenggara Timor yang berjarak sekitar 120 km dari Kupang. Meski tidak setenar daerah lainnya yang menjadi tujuan wisata di NTT, TTS tidak kalah memikat! Tenun ikat, rumah adat yang berbentuk elips dengan atap ilalang yang menjulur sampai ke tanah, dan desa adat Boti, adalah beberapa potensi daerah yang layak mendapat perhatian.
Ibu kotanya adalah Soe, yang dijuluki “Kota Dingin”. Kontras dengan Kupang yang suhu udaranya panas, kabupaten TTS justru berudara dingin, bahkan kadang-kadang sampai berkabut. Di kota inilah Institut Leimena menyelenggarakan Training of Trainers Pendidikan Warga (TOT PW), bekerja sama dengan Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT). Kegiatan yang berlangsung pada 20-22 Oktober 2014 di GMIT Jemaat Immanuel Soe ini diikuti oleh 32 orang peserta dari 3 klasis GMIT.
TOT PW dibuka secara resmi oleh Pdt. Eben D. Telnoni, S.Th, Ketua Klasis Soe. Beliau mendorong peserta untuk mengikuti TOT dengan semangat, sebagai sarana untuk mengembangkan wawasan agar dapat menolong jemaat memahami hak dan tanggung jawabnya dalam berbangsa. Pdt. Boy Robert Takoy, S.Th, Sekretaris UPP Pengembangan Teologi GMIT, juga ikut menghadiri kegiatan TOT.
Dalam kurun waktu 3 hari pelaksanaan TOT, peserta belajar memahami modul-modul Pendidikan Warga, yang bisa dijadikan sebagai bahan ajar untuk jemaat dimana mereka melayani. Modul PW yang dipelajari adalah Warga Negara yang Bertanggung Jawab, Politik dan Iman Kristen, Amandemen UUD 45 dan Dampaknya pada Peran Warga, serta Suara Anda Berharga. Modul-modul ini dibagikan oleh tim dari Institut Leimena, yaitu Matius Ho, Daniel Adipranata, dan Puansari Siregar. Paul Marshall, Senior Fellow Institut Leimena, juga hadir menyampaikan materi tentang Kebebasan Beragama.
Setelah mempelajari modul, maka peserta dibagi dalam beberapa kelompok kecil untuk latihan menyampaikan modul. Ini dilakukan agar peserta semakin menguasai modul PW dan terbiasa menyampaikan modul PW. Pada hari terakhir, peserta melakukan praktek menyampaikan modul Pendidikan Warga kepada kelompok remaja usia 15-18 tahun.
Pada sesi evaluasi praktek mengajar, peserta menyampaikan rasa senang dan puas bisa berbagi hal-hal berbau kebangsaan kepada kelompok remaja. Bagi mereka, ini adalah pengalaman baru yang menimbulkan keinginan untuk terus berbagi dan menyadarkan warga tentang peran warga gereja dalam membangun bangsa.
Untuk lebih lengkapnya, mari simak beberapa respon peserta berikut ini:
Ini jadi pengalaman baru bagi saya, sangat menarik. Saya belajar banyak dari PW, khususnya ajakan dan penyadaran bagi saya sebagai pendeta supaya lebih aktif terlibat dalam upaya-upaya menyadarkan jemaat akan hak dan kewajiban mereka sebagai WNI serta turut berperan aktif dan bertanggung jawab (Pdt. Emma Fay, GMIT Wilayah Haumenibaki Klasis Soe)
Sangat berharga karena selama ini saya tidak pernah peduli, berpikir di sekitar topik-topik ini. Saya tidak menaruh perhatian pada acara-acara di TV jika ada percakapan di sekitar topik PW. Saya bersyukur! (Pdt. Arni Kitu – Neolaka, GMIT Hosana Pusu Klasis Soe)
Bagi saya, kegiatan ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan kesadaran saya sebagai WNI yang diutus Tuhan untuk juga menolong warga lain memahami diri mereka dan menumbuhkan kesadaran mereka sebagai warga negara yang bertanggung jawab dalam peran serta sebagai garam dan terang di tengah masyarakat Indonesia (Pdt. Sara Boru-Fiaal, GMIT Lewi Oenase)
Responsible Citizenship
in Religious Society
Ikuti update Institut Leimena