IL News 004/2014
Pendidikan Warga ke-55 (Training of Trainers)
Palu (Sulawesi Tengah), 24-27 Februari 2014
Warga gereja, adalah juga warga negara Indonesia. Sebagai warga gereja, kita dipanggil untuk menjadi garam dan terangNya atas bangsa ini. Segala sesuatu yang terjadi atas bangsa ini, adalah tanggung jawab kita. Oleh karena itu, konsep dwi warga negara ini perlu terus disuarakan agar umat Kristen semakin memiliki kesadaran dan kemauan untuk terlibat aktif dalam membangun bangsanya.
Dalam rangka menyebarluaskan pentingnya kesadaran umat Kristen akan statusnya sebagai warga gereja juga warga negara Indonesia, maka Institut Leimena bekerja sama dengan Gereja Protestan Indonesia Donggala (GPID), Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST), dan Gereja Protestan Indonesia di Bual Toli-toli (GPIBT), menyelenggarakan kegiatan Training of Trainers (TOT) Pendidikan Warga.
Kegiatan ini bertujuan untuk menghasilkan fasilitator-fasilitator baru yang akan terlibat dalam membagikan wawasan tentang iman Kristen dan kaitannya dengan kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, pada kegiatan ini peserta diajak untuk memahami materi-materi tentang iman Kristen dan kebangsaan, serta berlatih untuk menyampaikan materi Pendidikan Warga. Peserta berlatih memfasilitasi materi Pendidikan Warga di STT Marturia Palu.
TOT yang berlangsung pada 24-27 Februari ini, diikuti oleh 17 orang peserta dari GPID, GKST, dan GPIBT. Kegiatan ini dibuka oleh Pdt. Margotje Tresye Pandelaki (Ketua Bidang Pembinaan Warga Gereja, Sinode GPID) dan ditutup oleh Pdt. I Wayan Ardiawan (Sekretaris Umum Sinode GPID) yang memberikan dukungan atas terselenggaranya kegiatan ini. Pdt. Wayan juga mengajak peserta untuk sama-sama bekerja dalam mendorong peran serta umat Kristen sebagai warga negara Indonesia.
Berikut beberapa komentar dari peserta TOT Pendidikan Warga:
Melalui kegiatan ini, saya dapat mengerti ternyata bahwa apa yang kita pahami selama ini untuk menjadi warga negara yang baik tidak cukup hanya melakui kotbah, tetapi bagaimana dapat membimbing warga jemaat untuk dapat berpartisipasi aktif untuk membangun bangsa. (Pdt. Irwan Budjalemba – GKST Poso)
Semakin mendorong untuk “berbuat” sebagai rasa tanggung jawab. Baik sebagai warga negara maupun warga gereja, harus berjalan bersama. (Pdt. Andreas Tonapa – GPID Palu)
Memberikan pemahaman bahwa orang Kristen harus berpartisipasi aktif turut membangun bangsanya. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang kewarganegaraan. (Victor Sumarow – GPIBT Toli-toli)
Responsible Citizenship
in Religious Society
Ikuti update Institut Leimena