IL News 005/2014
Pendidikan Warga ke-56 (Training of Trainers)
Rantepao (Sulawesi Selatan), 24-27 Maret 2014
Orang Kristen hendaknya menjadi warga negara yang bertanggung jawab. Artinya, ia turut bertanggung jawab atas segala sesuatu yang terjadi di negaranya. Ini adalah konsekuensi logis dari status orang Kristen sebagai Warga Kerajaan Allah dan Warga Negara Indonesia.
Untuk sampai pada praksis perwujudan tanggung jawab orang Kristen sebagai warga negara, maka orang Kristen perlu dididik agar menjadi tahu, mau, dan mampu. Sebab, bagaimana mereka bisa tahu kalau tidak diajarkan? Bagaimana mereka bisa mau kalau tidak dimotivasi dan diarahkan? Dan, bagaimana mereka bisa mampu jika tidak mencoba melakukan langkah-langkah aksi yang sederhana namun konkret?
Didorong oleh keinginan untuk memberdayakan/menolong jemaat agar tahu, mau, dan mampu berperan sebagai warga negara yang bertanggung jawab, maka Institut Leimena bekerja sama dengan BPS Gereja Toraja mengadakan Training of Trainers (TOT) Pendidikan Warga. Kegiatan yang diselenggarakan di Pusat Studi dan Pembinaan “Tangmentoe” Gereja Toraja di Rantepao, Toraja Utara, pada 24-27 Maret 2014 ini, dibuka secara resmi oleh Pdt. Daniel Rori, S.Th, M.Min (Ketua II BPS Gereja Toraja). TOT Pendidikan Warga diikuti oleh 42 orang peserta dari berbagai jemaat seperti jemaat Toraja, Luwu, Batam, Bekasi, Jakarta, Surabaya, dll.
Pada kegiatan ini, peserta bukan hanya mempelajari modul-modul Pendidikan Warga seperti Politik dan Iman Kristen, Suara Anda Berharga, Dampak Amandemen UUD ’45 terhadap Peran Warga, dll. Peserta juga terjun langsung untuk praktek menyampaikan modul-modul Pendidikan Warga kepada mahasiswa di Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri di Toraja.
Peserta mengaku sangat senang dan puas bisa berbagi dengan mahasiswa. Ini di luar dugaan peserta sendiri, bahwa ternyata peserta mampu dan berhasil menyampaikan modul-modul Pendidikan Warga. Ini menjadi langkah awal yang baik bagi peserta untuk ke depannya menjadi fasilitator Pendidikan Warga di jemaat gerejanya masing-masing atau bahkan di tempat lain.
Berikut pendapat beberapa peserta setelah mengikuti TOT Pendidikan Warga:
Acara ini memberikan pemahaman baru akan makna politik yang selama ini dianggap tabu ternyata adalah ladang panggilan gereja dalam tugas pelayanan dan pengabdian. (Pdt. Noriana W.S Luden – Gereja Toraja, Jemaat Eranbatu, Klasis Sangalla’ Barat, Tana Toraja)
Saya menjadi tahu tugas dan tanggung jawab sebagai warga. Pengetahuan saya tentang politik dan Amandemen UUD ’45 juga bertambah. (Pdt. Elia Buntugajang – Gereja Toraja, Jemaat Jatiwaringin, Jakarta Timur)
Melalui acara ini, saya memiliki keterampilan untuk mendidik warga jemaat agar bisa menyadari peran dan tanggung jawabnya sebagai warga negara Indonesia. (Pdt. Elieser A. Batupadang – Gereja Toraja, Jemaat Kanandede, Luwu Utara)
Pendewasaan pemahaman tentang tanggung jawab warga negara. Saya juga semakin termotivasi untuk bersikap kritis dan melakukan monitoring kepada pemerintahan. (Pdt. Alpius Juru – Gereja Toraja, Jemaat Golgota, Tana Toraja)
Di akhir kegiatan TOT, dilakukan Penandatanganan Kerjasama antara Sinode Gereja Toraja dengan Institut Leimena. Sinode Gereja Toraja diwakili oleh Pdt. Suleman Allo Linggi, Sekum Gereja Toraja, sedangkan Institut Leimena diwakili oleh Matius Ho, Executive Director.
Responsible Citizenship
in Religious Society
Ikuti update Institut Leimena