✉ info@leimena.org    +62 811 1088 854
IL News 009/2015

 

Training of Trainer Pendidikan Warga
Mamuju, Sulawesi Barat, 20-22 April 2015

 

Pemikiran bahwa politik itu kotor, dan oleh sebab itu gereja hendaknya menjauhkan diri darinya: sudah usang! Semua aspek kehidupan, termasuk politik: haruslah juga menjadi perhatian orang Kristen. Orang Kristen tidak bisa membagi kehidupannya dalam dua lapangan terpisah: kehidupan batin dan kehidupan politik. Sebagai warga negara yang bertanggung jawab, orang Kristen hendaknya terlibat dalam politik.

Sayangnya, tidak semua orang Kristen sadar akan hal tersebut. Itu sebabnya, orang Kristen perlu ditolong agar menyadari panggilannya untuk ikut terlibat dalam politik.

Didorong oleh kerinduan dalam menolong orang Kristen agar menyadari panggilannya untuk ikut terlibat dalam bidang politik, maka Gereja Toraja Mamasa (GTM) dan Institut Leimena kembali bekerja sama menyelenggarakan Training of Trainers Pendidikan Warga. Acara yang bertempat di Desa Lebbeng, Pesisir Mamuju, Sulawesi Barat ini, berlangsung pada 20-22 April 2015 ini, dan diikuti oleh 17 orang peserta. Seorang peserta bernama Yulianus, yang berasal dari Klasis Tabulahan, menempuh perjalanan kaki selama 7 jam, sebelum akhirnya menggunakan kendaraan roda dua, untuk mengikuti TOT PW.


Peserta mempelajari 4 (empat) modul inti Pendidikan Warga, kemudian praktek menyampaikan modul tersebut di depan peserta lainnya. Bapak Pdt. Madarhakad, Ketua I Sinode GTM, ikut mendampingi dan memotivasi peserta selama acara berlangsung.

Peserta mengikuti TOT PW dengan semangat. “Sadar Politik” menjadi jargon yang didengung-dengungkan peserta selama acara TOT PW berlangsung. Semoga kerinduan peserta untuk menjadi umat Kristen yang “Sadar Politik”, sungguh mewujud nyata!

Kita bisa lebih mengerti dan lebih memahami tentang arti politik yang sesungguhnya. Bahwa politik itu tidak kotor, bahkan alkitabiah. Penyalahgunaan kekuasaanlah yang perlu kita waspadai (Pusparani, Jemaat Elim Lebbeng, Kab. Mamuju)

TOT PW memberikan pengetahuan tentang tanggung jawab sebagai warga negara dan pemahaman kita sebagai orang Kristen terhadap politik. Saya juga belajar bagaimana cara membawakan materi ini kepada jemaat (Pdt. Elianus Lamta, Klasis Pangandaran, Kab. Mamuju)

TOT PW menolong saya untuk memahami arti politik. Membantu dan memotivasi saya untuk menjadi pelaku politik yang baik. Memperlengkapi saya untuk menjadi trainer di klasis dan jemaat dimana saya bertugas, dan klasis-klasis lain yang memungkinkan (Seseltut, Klasis Aralle, Kab. Mamuju)

TOT PW membangun rasa percaya diri saya, membuka mata terhadap sejumlah perubahan, dan memberi penyadaran akan tugas dan tanggung jawab dalam perpolitikan (Pdt. Erwin Marabbang, Klasis Lakahang).

Responsible Citizenship

in Religious Society

Ikuti update Institut Leimena

Loading...