Tolitoli, 6-7 Januari 2011
“Warganegara Yang Bertanggungjawab”. Inilah tema yang diangkat dalam program kaderisasi kebangsaan Institut Leimena (IL) ke berbagai daerah. Program ini diadakan dalam kerjasama dengan sinode-sinode gereja setempat untuk melakukan pendidikan kewarganegaraan kepada para pemimpin gereja dan tokoh Kristen setempat. Sulawesi dipilih menjadi tempat pertama untuk diadakannya program ini. Pada tanggal 6-7 Januari 2011, pendidikan ini diberikan di Tolitoli (Sulawesi Tengah), bekerjasama dengan Gereja Protestan Indonesia di Buol Tolitoli (GPIBT). Lebih dari 60 peserta hadir dari kabupaten Buol dan Tolitoli, dari berbagai kalangan profesi dan gereja, tidak terbatas warga GPIBT saja. Pimpinan Sinode GPIBT, seperti Pdt. P. Larenggam (Ketua) dan Pdt. C. Montol (Sekretaris), juga berpartisipasi dalam acara ini yang diadakan di GPIBT Jemaat Paulus.
Tim Institut Leimena terdiri dari Andre Herman (Dokumentasi dan Multimedia), Budi Setiamarga (Direktur Center for Policy Analysis), Matius Ho (Direktur Eksekutif IL), dan Vonny Tjandra (Sekretaris Eksekutif). Budi dan Matius membawakan sesi mengenai dwi kewarganegaraan (double citizenship) orang Kristen, yaitu sebagai warga Gereja sekaligus warga negara Indonesia. Diatas dasar inilah dibangun pemahaman lebih jauh apa artinya sebagai warganegara yang bertanggungjawab. Untuk itu, peserta diajak memahami makna penting dari Pembukaan UUD 45 sebagai cita-cita Indonesia, dan Konstitusi (UUD 45) pasca amandemen sebagai landasan utama bagi partisipasi warganegara dalam menentukan arah bangsa. Selain itu, Vonny menyampaikan tips praktis penggunaan teknologi informasi, khususnya internet, untuk mempermudah komunikasi antar daerah. Untuk lebih melengkapi hal-hal praktis yang dapat ditindak lanjuti oleh peserta, IL juga melakukan lokakarya berupa kelompok-kelompok diskusi untuk mengkritisi permasalahan bersama dan kebijakan publik. Dalam kelompok-kelompok tersebut, peserta mulai belajar mengidentifikasi bersama masalah di sekitar mereka, misalnya soal peternakan. Melalui kelompok-kelompok diskusi inilah, peserta diharapkan dapat ikut berperan aktif untuk bersama-sama melanjutkan terus kaderisasi kebangsaan tersebut.
Program di Tolitoli dirampungkan dengan baik dan ditutup dengan ibadah yang dipimpin Pdt. C. Montol. Setelah itu, tim IL melanjutkan perjalanan ke Manado untuk melakukan program kaderisasi kebangsaan ini, bekerjasama dengan Gereja Masehi Injili Minahasa (GMIM).
Responsible Citizenship
in Religious Society
Ikuti update Institut Leimena