info@leimena.org    +62 811 1088 854

IL News 004/2019

Tjilik Riwut. Namanya diabadikan sebagai nama bandar udara Kalimantan Tengah. Ia adalah Gubernur pertama Kalimantan Tengah. Sebagai orang Dayak, ia mewakili ratusan suku Dayak untuk menyatakan ikrar setia bagi bangsa. Atas jasanya dalam pembangunan Kalimantan Tengah dan bagi Indonesia, ia dianugrahi gelar Pahlawan Nasional.

Di kota Tjilik Riwut inilah Konsultasi Regional Pemuda anggota Persekutuan Gereja Indonesia Wilayah Kalimantan diselenggarakan, pada 17-19 Januari 2019. Tujuh puluh orang remaja dan pemuda yang hadir, membahas persoalan-persoalan bangsa yang terangkum dalam subtema “Dalam Solidaritas dengan Sesama Anak Bangsa, Kita tetap Mengamalkan Nilai-nilai Pancasila Guna Menanggulangi Kemiskinan, Ketidakadilan, Radikalisme, dan Kerusakan Lingkungan”.

Puansari Siregar dari Institut Leimena, hadir sebagai narasumber untuk topik Pemuda, Kepemimpinan, dan Kewarganegaraan yang Bertanggung Jawab.

Ia memulai sesinya dengan mengajak peserta menyelami bahwa sejarah selalu ditandai dengan kiprah pemuda. Sumpah Pemuda, adalah satu bukti di mana pemuda menjadi pionir persatuan bangsa.

Kiprah mereka perlu dilanjutkan oleh pemuda kini. Tak cukup hanya bertanggung jawab dalam ranah personal saja, tapi ke luar tembok gereja untuk berpartisipasi dalam mengurai permasalahan yang dihadapi masyarakat. Pemuda Kristen dipanggil untuk berdampak, melalui kesetiaan dalam melakukan peran masing-masing, dan kepekaan untuk memberikan sumbangsih bagi kemajuan masyarakat.

Dengan demikian, tanggung jawab sebagai warga negara, menjadi sebuah praksis hidup. Dan, harapan untuk melanjutkan kepemimpinan Tjilik Riwut, menjadi kian nyata.

Responsible Citizenship

in Religious Society

Ikuti update Institut Leimena