info@leimena.org    +62 811 1088 854

IL News 004/2017

Dalam kerjasama dengan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Institut Leimena mengadakan Forum Strategis Gereja dan Negara (FSGN) yang diadakan pada tanggal 24-26 Januari 2017, tepat sebelum sidang MPL-PGI. Forum ini bertujuan untuk mengembangkan pemikiran Kristen mengenai kewarganegaraan dan peran agama-agama dalam ruang publik di Indonesia dan dunia serta membangun keterlibatan peran konstruktif Gereja dalam konsolidasi demokrasi di Indonesia. Peserta yang terlibat dalam FSGN adalah pemimpin strategis gereja, seperti Ketua Umum Sinode, Sekretaris Umum Sinode, MPH PGI, Pengurus PGIW,  perwakilan dari Universitas Kristen, dan utusan dari 28 sinode gereja.

Acara dibuka oleh Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Pdt. Dr. Henriette Tabita Hutabarat Lebang, Ketua Umum Badan Pelaksana Sinode GKJ Pdt. Simon Julianto, S.Th., M.Si., dan Direktur Center for Religion and State Studies (CRSS) Institut Leimena, Ir. Budi H. Setiamarga, Ph.D. Acara 3 hari 2 malam ini, diisi dengan pembicara-pembicara tingkat Nasional maupun Internasional yaitu Pdt. Dr. A. A. Yewangoe (Ketua Majelis Pertimbangan PGI), Dr. Maruarar Siahaan (Senior Fellow Institut Leimena dan Rektor Universitas Kristen Indonesia), Dr. Paul Marshall (Senior Fellow Institut Leimena dan Center for Religious Freedom Hudson Institute), Pdt. Gomar Gultom, M.Th (Sekretaris Umum PGI), dan Pdt. Dr. Henriette Tabita Hutabarat Lebang (Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia).

Adapaun materi yang dibicarakan dalam FSGN antara lain, Potret Pergulatan Peran Agama dalam Ruang Publik di Indonesia, Pandangan Kristiani mengenai Kewarganegaraan, Gereja dan Pengakuan Iman: Negara, Politik dan Demokrasi, Peran Agama dalam Ruang Publik, Agama dan Negara di Barat dan Perbandingan di Indonesia. Sesuai dengan tujuannya, pelaksanaan FSGN diharapkan dapat melahirkan hasil nyata yang dapat dirumuskan bersama. Salah satunya adalah Pengakuan Iman Kristen terhadap Negara, Politik dan Demokrasi. Pengakuan ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi setiap Gereja aras nasional. Berdasarkan hasil perumusan Pengakuan Iman sebelumnya, yang merupakan hasil diskusi dari beberapa gereja, dan dibantu disempurnakan oleh Pdt. A. A. Yewangoe. Akhirnya dihasilkanlah sebuah usulan Pengakuan Iman Kristen terhadap Negara, Politik dan Demokrasi. Rumusan ini yang kemudian diangkat sebagai usulan untuk dikaji dalam forum MPL-PGI.

Peserta sangat antusias dalam mengikuti rangkaian acara. Semua peserta juga mengharapkan agar acara seperti FSGN ini dapat dilakukan lagi.

“FSGN perlu diadakan, untuk membangun kesadaran dan tanggung jawab Jemaat terhadap bangsa dan negara. Masih banyak Jemaat/ Gereja yang hanya fokus kedalam såja”, tulis salah seorang peserta FSGN.

“Saya mau mengajukan program Institut Leimena di Perwati dan Mupel” ujar Pdt. Marthina Nanlohy, MPH PGIW Jatim.

Peserta juga berharap bahwa FSGN ini tidak hanya dilakukan di tingkat nasional tetapi juga bisa dilaksanakan di tingkat sinode-sinode daerah untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tanggung jawab warga gereja terhadap negara.

Responsible Citizenship

in Religious Society

Ikuti update Institut Leimena