✉ info@leimena.org    +62 811 1088 854

IL News 011/2016

 

Seminar “Mengenang Dr. Johannes Leimena”
Bandung, 14 Mei 2016

 

Keterangan Foto: Dr. J. Leimena dalam sidang kabinet yang dipimpin Presiden Sukarno dan dihadiri Jend. Suharto selaku Menpangad (ca. 1965-1966). (Sumber: keluarga Alm. Dr. J. Leimena)

Dr. Johannes Leimena adalah seorang dokter Kristen yang kemudian menjadi seorang negarawan. Beliau pernah berkali-kali menjadi menteri dan pejabat presiden RI dalam kurun waktu 20 tahun (1946-1966). Pada tahun 2010, 33 tahun setelah meninggal dunia, beliau dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh pemerintah. Warisan terpenting Dr. Johannes Leimena adalah menghormati kemajemukan, menjunjung tinggi toleransi, menghargai pluralisme dan mewujudkan kesetiakawanan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kehidupan beliau telah menjadi teladan, baik dalam profesinya sebagai dokter, keterlibatannya di bidang sosial politik, maupun dalam kesaksian imannya.

Untuk mengenang Dr. Johannes Leimena, sebuah seminar telah dilaksanakan pada hari Sabtu, 14 Mei 2016 pukul  08.30-16.00 di Aula Agape Rumah Sakit Immanuel Bandung,  dengan dihadiri oleh sekitar 100 orang peserta. Seminar “Mengenang Dr. Johannes Leimena” ini diadakan secara bersama-sama antara Institut Leimana, Sinode Gereja Kristen Pasundan (GKP), Yayasan Badan Rumah Sakit (YBRS), serta Jaringan Kerja antar Umat Beragama (JAKATARUB).

Seminar “Mengenang Dr Johannes Leimena” diisi oleh berbagai narasumber untuk membahas beragam sisi kehidupan dan pemikiran Dr. Johannes Leimena yang dapat dijadikan teladan bagi kehidupan masa kini. Narasumber tersebut adalah Jakob Tobing (presiden Institut Leimena), Pdt. Gomar Gultom (Sekum PGI), Prof. Armein Z. Langi (Rektor Universitas Kristen Maranatha Bandung), dr. Andi Soemara (dokter di RS Immanuel), Wawan Gunawan (ketua JAKATARUB, dosen di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Jati, dari Nadhlatul Ulama), Pdt. Wahyu Satrio Wibowo (dosen Fakultas Teologia Universitas Kristen Dutawacana Yogyakarta).

Sisi kehidupan keluarga Dr. Johannes Leimena disampaikan juga dalam acara seminar ini melalui kesaksian Ny. Catharina W. Leimena (anak ke 3) dan A. Djauhar Dominggus Leimena (anak ke 4). Kesaksian keluarga Dr. Johannes Leimena ini menunjukkan bahwa beliau adalah seorang yang menghidupi imannya, tidak hanya dalam kehidupan di luar rumah tetapi juga dalam kehidupan pribadi keluarganya. Semoga jejak langkah Dr. Johannes Leimena yang telah menjadi Garam dan Terang bagi keluarga, bangsa, negara, dan dunia ini dapat diteladani oleh orang di masa kini.

Untuk mengenang Dr. Johannes Leimena, sebuah seminar telah dilaksanakan pada hari Sabtu, 14 Mei 2016 pukul  08.30-16.00 di Aula Agape Rumah Sakit Immanuel Bandung,  dengan dihadiri oleh sekitar 100 orang peserta. Seminar “Mengenang Dr. Johannes Leimena” ini diadakan secara bersama-sama antara Institut Leimana, Sinode Gereja Kristen Pasundan (GKP), Yayasan Badan Rumah Sakit (YBRS), serta Jaringan Kerja antar Umat Beragama (JAKATARUB).

Seminar “Mengenang Dr Johannes Leimena” diisi oleh berbagai narasumber untuk membahas beragam sisi kehidupan dan pemikiran Dr. Johannes Leimena yang dapat dijadikan teladan bagi kehidupan masa kini. Narasumber tersebut adalah Jakob Tobing (presiden Institut Leimena), Pdt. Gomar Gultom (Sekum PGI), Prof. Armein Z. Langi (Rektor Universitas Kristen Maranatha Bandung), dr. Andi Soemara (dokter di RS Immanuel), Wawan Gunawan (ketua JAKATARUB, dosen di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Jati, dari Nadhlatul Ulama), Pdt. Wahyu Satrio Wibowo (dosen Fakultas Teologia Universitas Kristen Dutawacana Yogyakarta).

Sisi kehidupan keluarga Dr. Johannes Leimena disampaikan juga dalam acara seminar ini melalui kesaksian Ny. Catharina W. Leimena (anak ke 3) dan A. Djauhar Dominggus Leimena (anak ke 4). Kesaksian keluarga Dr. Johannes Leimena ini menunjukkan bahwa beliau adalah seorang yang menghidupi imannya, tidak hanya dalam kehidupan di luar rumah tetapi juga dalam kehidupan pribadi keluarganya. Semoga jejak langkah Dr. Johannes Leimena yang telah menjadi Garam dan Terang bagi keluarga, bangsa, negara, dan dunia ini dapat diteladani oleh orang di masa kini.

Responsible Citizenship

in Religious Society

Ikuti update Institut Leimena

Loading...