info@leimena.org    +62 811 1088 854
IL News 010/2020
Jakarta, 15 April 2020

Dalam rangka pembelajaran mata kuliah Pancasila di Sekolah Tinggi Teologia Reform Indonesia (STTRI) di Jakarta, Budi Setiamarga dari Institut Leimena telah menyelenggarakan kuliah online dari Bandung untuk mahasiswa STTRI di Jakarta. Kuliah yang diselenggarakan pada hari Rabu sore, 15 April 2020 ini diikuti oleh 7 mahasiswa STTRI. Topik yang diangkat kali ini adalah tentang Pancasila dan Iman Kristen.

Ideologi dari sebuah negara belumlah tentu sejalan dengan keyakinan iman Kristiani.  Misalkan saja ideologi negara di zaman Romawi dulu yang menyatakan bahwa “Kaisar adalah Tuhan” yang bertentangan dengan iman Kristen yang mendeklarasikan bahwa “Kristus adalah Tuhan”.

Bagaimana dengan Pancasila?  Apakah ideologi Pancasila itu sejalan dengan iman Kristen? Dalam kuliah ini, dibahas dua cerita yaitu cerita Nehemia yang memimpin pembangunan tembok Yerusalem dan cerita perumpamaan orang Samaria yang baik hati.  Dalam dua cerita tersebut dibahas bagaimana nilai-nilai universal Pancasila tercermin dalam diri tokoh Nehemia serta orang Samaria yang baik hati itu.

Bagaimana kemudian nilai-nilai Pancasila dapat selaras dengan ajaran Alkitab? Ini terjadi manakala nilai-nilai Pancasila itu dipahami, ditafsirkan, dan diimplementasikan dalam kerangka ajaran Kristus yaitu dalam rangka mengasihi sesama manusia.  Dengan demikian, Pancasila akan mengambil peran sebagai wujud nyata dari hukum kemanusiaan untuk mengasihi sesama.

Bagaimana kemudian Pancasila itu dapat dihidupi di tengah masyarakat plural? Contoh dari kitab Amos pasal 1 dan 2 menunjukkan bagaimana TUHAN menghukum enam bangsa di tanah Palestina yang tidak menyembah TUHAN tetapi juga menghukum dua bangsa yaitu bangsa Yehuda dan Israel yang menyembah TUHAN. Mengapa demikian? Karena mereka semua telah melanggar hukum kemanusiaan dengan bertindak jahat terhadap sesama manusia.

Dengan demikian, TUHAN menunjukkan bahwa hukum kemanusiaan untuk mengasihi sesama haruslah tetap diterapkan kepada siapa saja tanpa pandang bulu. Inilah peran Pancasila yang merupakan pijakan perilaku yang sejalan dengan “nafas” hukum TUHAN untuk mengasihi sesama.

Dalam rangka implementasi Pancasila ini, orang Kristen dituntut untuk mengembangkan teologia damai yang diajarkan ke umat sehingga umat Kristen menjadi lebih siap untuk menjadi berkat bagi seluruh bangsa Indonesia.  Upaya-upaya untuk pengentasan kemiskinan, memajukan kelompok marginal, serta berbagai upaya lain haruslah dilakukan dalam rangka implementasi Pancasila yang selaras dengan hukum kasih.

Responsible Citizenship

in Religious Society

Ikuti update Institut Leimena