✉ info@leimena.org    +62 811 1088 854
IL News 017/2019
Perkuliahan Intensif Pancasila dan Kewarganegaraan.
Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT), Malang, 29 Juli -2 Agustus 2019.

Satu demi satu, gagasan tentang bagaimana kelas harus berlangsung, mencuat ke forum. Tepat waktu, menghargai pendapat orang lain, terlibat aktif dalam proses belajar, menyanyikan lagu kebangsaan; adalah beberapa kesepakatan yang disepakati bersama oleh mahasiswa dan dosen. Idenya sederhana: demokrasi terwujud di ruang kelas. Keputusan bersama, dilakukan bersama secara bertanggung jawab, demi tujuan bersama.

Suasana kelas memang ramai, tapi tak mengurangi keseriusan dalam mempelajari topik-topik Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN), seperti Warga Negara yang Bertanggung Jawab, Konstisusi, Pancasila, Demokrasi, dan Kemajemukan Indonesia. Kelas intensif PPKN yang berlangsung atas kerja sama Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT) dengan Institut Leimena pada 29 Juli -2 Agustus 2019 ini, diampu oleh Daniel Adipranata dan Puansari Siregar dari Institut Leimena.

Mahasiswa terlibat secara aktif untuk menghayati latar belakang sebuah topik, lalu memaknainya dalam konteks kekinian untuk diaplikasikan. Belajar Konstitusi, misalnya. Melalui aktivitas rolepay, mahasiswa diajak untuk membayangkan situasi perdebatan para pemimpin bangsa dalam merumuskan dasar negara. Dengan demikian, mereka tidak sekadar tahu soal dasar negara, tapi memahami sejarah yang mendahuluinya, lalu memaknai dan mengaplikasikannya pada konteks mereka sebagai pemuda, calon rohaniwan, dan pelayan masyarakat.

Nilai-nilai yang berharga dan berkontribusi bagi kualitas hidup berbangsa, sungguh dirayakan di dalam kelas. Soal demokrasi, soal menghargai perbedaan, soal kesetaraan; bukan hanya diperbincangkan, tapi dilakukan lewat cara belajar yang aktif dan bertangung jawab.

Proses belajar juga diselenggarakan dengan menyanyikan dan memaknai lagu-lagu kebangsaan. Lirik lagu yang tajam, disertai dengan musik yang indah, melengkapi tujuan pendidikan PPKN ini: tidak hanya memantik pengetahuan, tapi juga menyentuh rasa dan menginspirasi nilai-nilai hidup.

“Sudi tetap berusaha, jujur dan ikhlas. Tak usah banyak bicara, t’rus kerja keras.

Hati teguh dan lurus, pikir tetap jernih. Bertingkah laku halus, hai putra negri.”

Adalah bait kedua lagu Bangun Pemudi-Pemuda yang menjadi harapan masyarakat bagi pemuda kini, penerus kepemimpinan bangsa: pikiran yang jernih dan hati yang teguh, ‘tuk mengabdi bagi bangsa.

Berikut ini komentar beberapa mahasiswa:

“Sangat dibukakan wawasan saya pribadi akan peran/tanggung jawab saya sebagai warga negara. Saya merasa seperti jatuh cinta lagi sama bangsa ini.”

 

“Saya sangat terberkati dengan adanya PPKN ini, saya sejak dulu mengikuti pelajaran PPKN tidak pernah seaktif ini.  Melalui Institut Leimena ini saya jadi suka PPKN dan semakin mengerti pentingnya kita mengetahui Sejarah dan Kondisi bangsa Indonesia.”

 

“Cara penyampaian yang sangat menarik dan tidak membosankan, Juga penjelasan yang dalam mengenai materi, berbeda dari sekolah biasa yang hanya mengedepankan menghafal saja namun tidak mendalami makna dan kisah dibalik setiap peristiwa.”

 

“Cara penyampaian yang sangat milenial dengan metode media-driven active yang sangat menolong kami. Saya kira bakal bosan belajar PKN, ternyata seru banget. Biasanya kelas itu bikin ngantuk kalau ini hilangin ngantuk, soalnya banyak diskusi.”

“Metode pembelajaran yang tidak kaku mempermudah saya untuk menerima materi lebih baik. Saya mendapat banyak wawasan baru. Saya bersyukur dapat menerima perkulihan ini selama 1 minggu. Rasa cinta Indonesia saya semakin tinggi. ♡”

“Banyak yang didapat dari perkuliahan, tapi yg paling menohok hati adalah kesadaran diri untuk lebih mencintai negara. Kadang saya berpikir apa yg dilakukan pemerintah yg tidak ada hasilnya dan kembali diingatkan untuk mencintai negara karena itu kewajiban.”

Responsible Citizenship

in Religious Society

Ikuti update Institut Leimena

Loading...