info@leimena.org    +62 811 1088 854

IL News 006/2015

 

Jakarta, 17 Januari 2015

 

Institut Leimena mengadakan acara Ibadah Syukur Selesainya Agenda Nasional 2014 dan Memasuki Tahun 2015, bertempat di sebuah hotel di Jakarta, pada tanggal 17 Januari 2015. Ibadah syukur ini diawali dengan sambutan dari Jakob Tobing, President Institut Leimena; Yasonna H. Laoly, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia; dan Romo Edy Purwanto, Sekretaris Eksekutif Konferensi Waligereja Indonesia.

Pdt. Andreas A. Yewangoe, Ketua Majelis Pertimbangan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia, menyampaikan renungan Firman Tuhan, dari Yesaya 33:15-16: “Orang yang hidup dalam kebenaran, yang berbicara dengan jujur, yang menolak untung hasil pemerasan, yang mengebaskan tangannya, supaya jangan menerima suap, yang menutup telinganya, supaya jangan mendengarkan rencana penumpahan darah, yang menutup matanya, supaya jangan melihat kejahatan, dialah seperti orang yang tinggal aman di tempat-tempat tinggi, bentengnya ialah kubu di atas bukit batu; rotinya disediakan air minumnya terjamin”. Dalam refleksinya Pdt. Andreas A. Yewangoe mengajak para politisi Kristen untuk berkarya dan melayani bagi kepentingan semua orang, dengan kejujuran dan integritas.


Refleksi Natal dipimpin oleh Romo Franz Magnis-Suseno, Guru Besar STF Driyakara, yang menegaskan bahwa peristiwa Natal adalah saat yang berbahagia, karena Allah tidak meninggalkan kita. Melalui Natal kita diingatkan bahwa kasih sayang lebih kuat daripada kebencian, pengampunan lebih kuat daripada balas dendam. Oleh karena itu keberadaan umat Kristen di Indonesia haruslah menjadi kesaksian kasih Allah dan tidak menjadi ancaman bagi siapapun.

Hadir diantara para undangan adalah para anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Hakim Konstitusi RI – Prof. Dr. Maria Farida, Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (2014-2019) – Pdt. Dr. Henriette Tabita Hutabarat Lebang, Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Injili Indonesia – Pdt. Nus Reimas, dan juga para perwakilan sinode-sinode gereja di Indonesia.


Acara Ibadah Syukur mendapatkan apresiasi dari banyak peserta. Mengutip kata sambutan dari Yasonna H. Laoly, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, besar harapan bahwa Institut Leimena dapat terus berperan sebagai wadah untuk berdiskusi dan berbicara tentang persoalan-persoalan kebangsaan dari partai manapun. Saat ini demokrasi dan kebangsaan Indonesia sedang terus bertumbuh, oleh karena itu butuh peran dan partisipasi dari seluruh unsur bangsa, lintas partai dan profesi untuk masa depan Indonesia yang lebih baik.

Responsible Citizenship

in Religious Society

Ikuti update Institut Leimena