info@leimena.org    +62 811 1088 854
IL News 004/2012
oleh Institut Leimena

Pendidikan Warga ke-25

Tobelo (Maluku Utara), 10-11 Januari 2012

Hibualamo dalam bahasa daerah Tobelo berarti ‘Rumah Besar’. Kearifan lokal ini berakar dari pemahaman bahwa seluruh penduduk daerah Halmahera Utara adalah berasal dari satu keturunan dan menempati satu Rumah Besar sebagai tempat mereka hidup secara rukun, memecahkan masalah bersama, toleran dan satu tanpa terpisah-pisah oleh agama.

Sebagai daerah yang pernah mengalami konflik berkepanjangan dan memakan banyak korban, meretas pemulihan sosial antar golongan bukan perkara mudah. Perlu adanya usaha terus menerus dari masyarakat Halmahera Utara untuk menanamkan kembali kesadaran hidup berbangsa. Filosofi Hibualamo ini menjadi modal sosial yang berharga bagi warga Tobelo untuk mereka dapat bertemu dan memecahkan permasalahan mereka sendiri. Saat ini, adat Hibualamo diperingati setiap tahun dan menjadi perekat kembali masyarakat Halmahera Utara paska konflik 2001-2005.

Di tanah Hibualamo ini, Institut Leimena mengadakan kerjasama program Pendidikan Warga (civic education) dengan Gereja Masehi Injili Halmahera (GMIH).  GMIH merupakan gereja terbesar di Halmahera. Berdiri sebagai buah misi Hendrijk van Dijken (utusan Utrech Zendings Verenigeeng – Belanda), yang melayani di Halmahera sejak tahun 1816.

Program Pendidikan Warga ini berlangsung selama 2 hari di GMIH Alfa Omega, Tobelo. Hari pertama, diikuti oleh 75 peserta (mayoritas pendeta) utusan dari GMIH dan 14 sinode gereja yang tergabung dalam PGIW Halmahera Utara. Sedangkan pada hari kedua, dipilih 25 orang untuk mengikuti pelatihan lebih lanjut tentang bagaimana memulai dan memimpin Diskusi Warga (fasilitator Diskusi Warga).

Berikut ini merupakan komentar beberapa peserta :

“…. mengetahui lebih jauh apa yang mendasari adanya amandemen dan manfaatnya. INDONESIA SUDAH BERUBAH !” (Pdt Fransciscus Xaverius Tjeleni, S.Th., GMIH Jemaat Bethania – Tobelo Utara)

“sangat baik untuk memahami metode Diskusi Warga yang sederhana, tetapi juga dapat menganalisa masalah yang ada disekitar” (Pdt Manase Ngongira, GMIH Jemaat Elim –  Tobelo)

“… komunitas sel di gereja kami biasanya hanya membahas Firman, akan tetapi setelah kegiatan ini  isi pembicaraan kami akan … Firman dan juga  isu-isu hot (pencemaran lingkungan, kesehatan, politik dll) dalam masyarakat” (Pdt Ridelfi Pudinaung, Gereja Bethel Tabernakel, Tobelo)

Responsible Citizenship

in Religious Society

Ikuti update Institut Leimena