Pendidikan Warga ke-25
Tobelo (Maluku Utara), 10-11 Januari 2012
Hibualamo dalam bahasa daerah Tobelo berarti ‘Rumah Besar’. Kearifan lokal ini berakar dari pemahaman bahwa seluruh penduduk daerah Halmahera Utara adalah berasal dari satu keturunan dan menempati satu Rumah Besar sebagai tempat mereka hidup secara rukun, memecahkan masalah bersama, toleran dan satu tanpa terpisah-pisah oleh agama.
Di tanah Hibualamo ini, Institut Leimena mengadakan kerjasama program Pendidikan Warga (civic education) dengan Gereja Masehi Injili Halmahera (GMIH). GMIH merupakan gereja terbesar di Halmahera. Berdiri sebagai buah misi Hendrijk van Dijken (utusan Utrech Zendings Verenigeeng – Belanda), yang melayani di Halmahera sejak tahun 1816.
Program Pendidikan Warga ini berlangsung selama 2 hari di GMIH Alfa Omega, Tobelo. Hari pertama, diikuti oleh 75 peserta (mayoritas pendeta) utusan dari GMIH dan 14 sinode gereja yang tergabung dalam PGIW Halmahera Utara. Sedangkan pada hari kedua, dipilih 25 orang untuk mengikuti pelatihan lebih lanjut tentang bagaimana memulai dan memimpin Diskusi Warga (fasilitator Diskusi Warga).
Berikut ini merupakan komentar beberapa peserta :
“…. mengetahui lebih jauh apa yang mendasari adanya amandemen dan manfaatnya. INDONESIA SUDAH BERUBAH !” (Pdt Fransciscus Xaverius Tjeleni, S.Th., GMIH Jemaat Bethania – Tobelo Utara)
“sangat baik untuk memahami metode Diskusi Warga yang sederhana, tetapi juga dapat menganalisa masalah yang ada disekitar” (Pdt Manase Ngongira, GMIH Jemaat Elim – Tobelo)
“… komunitas sel di gereja kami biasanya hanya membahas Firman, akan tetapi setelah kegiatan ini isi pembicaraan kami akan … Firman dan juga isu-isu hot (pencemaran lingkungan, kesehatan, politik dll) dalam masyarakat” (Pdt Ridelfi Pudinaung, Gereja Bethel Tabernakel, Tobelo)
Responsible Citizenship
in Religious Society
Ikuti update Institut Leimena