info@leimena.org    +62 811 1088 854

IL News 018/2014

 

Dalam foto Pertemuan Raya Para Pendeta Se-PGI (Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia) Wilayah Maluku di Ambon pada tanggal 26 Agustus 2014 ini, Paul Marshall (kiri), Senior Fellow Institut Leimena, dan Ketua Umum PGI, Pdt. A.A. Yewangoe (kanan), sedang membahas pertanyaan peserta seputar hubungan gereja dan politik, serta partisipasi umat Kristen dalam bangsa dan negara. Gubernur Maluku, Said Assagaff, bersama dengan Pdt. A.A. Yewangoe dan Ketua PGIW Maluku, Pdt. John Ruhulesin, membuka acara yang pertama kali diadakan oleh PGIW Maluku ini, serta dihadiri oleh para pendeta dan majelis dari 13 sinode gereja anggota PGIW Maluku yang tersebar di berbagai pulau.

Untuk lebih memahami bagaimana membina hubungan dan kerjasama antar umat beragama melalui pengalaman masyarakat Maluku, Paul Marshall dan Matius Ho dari Institut Leimena, didampingi oleh Wakil Ketua Sinode Gereja Protestan Maluku, Pdt. Lies Mailoa, berkunjung ke kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maluku di Ambon pada tanggal 25 Agustus 2014 untuk berdiskusi. Kunjungan disambut hangat oleh pimpinan MUI Maluku. Nampak dalam foto di atas seusai pertemuan (kiri ke kanan): Pdt. Lies Mailoa, Abidin Wakano (Ketua I MUI Maluku), H. Jamjal Waleulu (Penasehat MUI Maluku), Matius Ho, H. Idrus Tukan (Ketua Umum MUI Maluku), Paul Marshall, H. Idrus Latuconsina (Sekretaris MUI Maluku).

Mengapa kebebasan beragama penting, termasuk untuk kemajuan ekonomi? Hal ini antara lain yang dibahas oleh Paul Marshall, Senior Fellow Institut Leimena, dalam diskusi dengan tema “The Role of Business in Promoting Inter-Cultural and Inter-Religious Peace and Harmony” di Bali pada tanggal 29 Agustus 2014. Diskusi ini dihadiri para pimpinan sektor swasta dan merupakan rangkaian acara Forum Global ke-6 dari United Nations Alliance of Civilizations (UNAOC). Acara yang dibuka oleh President Indonesia Global Compact Network, YW Junardy, ini juga dihadiri oleh Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Ban Ki-moon, yang memberikan ceramah kunci malam itu. Dalam foto di atas, Paul Marshall dan anggota pendiri UN Global Compact, Martha Tilaar, bersama dengan Sekjen PBB Ban Ki-moon, sesaat sebelum ceramah kuncinya.

Responsible Citizenship

in Religious Society

Ikuti update Institut Leimena