info@leimena.org    +62 811 1088 854

IL News 028/2018

 

Indonesia adalah negara demokrasi terbesar ketiga dengan penduduk Muslim terbesar di dunia. Sementara beberapa kalangan masih mempertanyakan masa depan demokrasi di Timur Tengah, Indonesia seringkali diangkat menjadi contoh bahwa Islam dan demokrasi tidaklah harus bertentangan. Bahkan pengalaman demokratisasi Indonesia menunjukkan bahwa umat Islam justru ikut berperan penting mendorong reformasi tersebut.

Namun, apakah kondisi tersebut akan bertahan? Beberapa perkembangan terakhir, terutama menjelang Pemilu 2019, menimbulkan pertanyaan-pertanyaan semacam ini. Citra masyarakat religius Indonesia yang majemuk, damai, dan toleran menghadapi tantangan belakangan ini. Survei-survei terbaru menunjukkan bahwa gagasan intoleran dan radikalisme agama telah menjangkau kalangan generasi muda.

Inilah latar belakang yang mendorong Kedutaan Besar Kerajaan Belanda di Indonesia bekerjasama dengan Institut Leimena menyelenggarakan diskusi publik membahas tantangan nasional dan internasional 2019 mengenai “Islam, Demokrasi dan Identitas Indonesia”.

Ferdinand Lahnstein (Wakil Duta Besar Belanda) dan Matius Ho (Direktur Eksekutif Institut Leimena) membuka diskusi yang berlangsung pada Kamis, 6 Desember 2018, di Erasmus Huis Jakarta tersebut. Setelah pemutaran video wawancara eksklusif dengan Prof. Dr. Ahmad Syafii Maarif yang khusus disiapkan untuk acara tersebut, Wakil Duta Besar Belanda menerima penyerahan buku berjudul “Islam, Humanity and the Indonesian Identity: Reflections on History,” karya tokoh bangsa yang akrab dipanggil Buya Syafii Maarif tersebut.

Acara dilanjutkan dengan panel diskusi menghadirkan para pakar sebagai narasumber, yakni Elsebeth Søndergaard Krone, Wakil Duta Besar Denmark; Duta Besar Jakob Tobing, Presiden Institut Leimena; dan Prof. Dr. Azyumardi Azra, CBE, Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah di Jakarta. Peserta mendapat “bonus” dengan kehadiran Dr. Alwi Shihab (Utusan Khusus Presiden RI untuk Timur Tengah dan Organisasi Kerjasama Islam) yang ikut menyampaikan gagasannya untuk mengatasi tantangan yang dihadapi bangsa ini.

Dimoderatori oleh Prof. Dr. Roel van der Veen, Kepala Bidang Politik Kedutaan Besar Belanda, diskusi berlangsung dengan sangat menarik. Antusiasme peserta terlihat dari berbagai pertanyaan dan pernyataan yang disampaikan. “Kita akan berpikir tentang kemungkinan kelanjutan diskusi seperti ini,” ucap Prof. van der Veen mengakhiri diskusi hari itu.

Responsible Citizenship

in Religious Society

Ikuti update Institut Leimena