info@leimena.org    +62 811 1088 854

Forum Srategis Gereja dan Negara (FSGN) – Kerja sama PGI dan Institut Leimena

Palopo, 23-25 Januari 2018

IL News 003/2018

Jika kita bertolak dari Makassar, Sulawesi Selatan, ke arah utara sejauh 370 km, maka kita akan sampai di Palopo. Dulunya, Kota Palopo bernama Ware, yang dikenal dalam Epik La Galigo. Karya ini disahkan dan diakui UNESCO karena mengandung literatur dan ingatan kolektif dunia.

Di kota Palopo inilah belangsung Forum Strategis Gereja dan Negara (FSGN), sebuah upaya kolektif untuk menguatkan peran gereja dalam kaderisasi pemuda sebagai pemimpin publik, pada 23-25 Januari 2018. Kegiatan yang terselenggara atas kerja sama Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) dengan Institut Leimena ini, diikuti oleh sembilan belas sinode gereja dari berbagai wilayah di Indonesia.

Kegiatan ini dimulai dengan ibadah pembuka yang dipimpin oleh Bapak Pdt. Gomar Gultom, M.Th. (Sekretaris Umum, PGI) dan disambut secara resmi oleh Pdt. Lambang Mandi Tandipare, S.Si, M.Si. (Ketua Umum, Gereja Protestan Indonesia di Luwu). Dilanjutkan dengan pemaparan tentang demokrasi dan politik Indonesia secara umum dan tanggung jawab gereja, yang disampaikan oleh Drs. Jakob Tobing, MPA (President, Institut Leimena) dan Pdt. Dr. Henriette T. Lebang, M.Th (Ketua Umum, PGI). Pancasila sebagai landasan hidup bersama dan nilai yang harus dihayati oleh pemimpin publik, disampaikan oleh Pdt. Dr. Andreas A. Yewangoe (Senior Fellow, Institut Leimena; Anggota Dewan Pengarah UKP-PIP).

Momen Pilkada di tahun 2018 dan Pemilihan Presiden di tahun 2019, hendaknya tidak diresponi secara reaktif, namun menjadi refleksi bagi gereja untuk menguatkan kembali perannya dalam menghadirkan pemimpin yang berintegritas dan berdampak bagi bangsa. Tanggung jawab menghadirkan pemimpin, tentu membutuhkan upaya yang sistematis dan berkelanjutan; bukan kerja sporadis atau sambil-lalu.

Untuk menolong peserta merancang program kaderisasi, Matius Ho, MS (Executive Director, Institut Leimena) dan Budi H. Setiamarga, Ph.D (Director Center for Religion State State Studies, Institut Leimena) memperkenalkan konsep Value Proposition Canvas, sebuah alat pemetaan yang berbeda dari alat analisis lainnya, karena bersifat bottom up. Alat ini dapat digunakan sebagai pisau untuk membedah kebutuhan riil yang dihadapi, keuntungan yang hendak dibagikan, serta kerja yang hendak dilakukan. Pada akhir kegiatan, peserta sama-sama menggunakan alat pemetaan ini dan mendapatkan gambaran tentang persoalan kaderisasi pemuda di konteks pelayanannya.

Kiranya FSGN yang telah berlangsung, menjadi sebuah upaya kegerakan kolektif antara gereja-gereja, untuk menjalankan panggilan gereja dalam menghadirkan pemimpin yang berintegritas dan berdampak. Dengan demikian, jejak pelayanan gereja akan sungguh diakui dan dikenang atas kiprahnya bagi bangsa ini.

Institut Leimena, sebagai mitra strategis gereja yang selama ini dikenal sebagai lembaga yang bergerak pada upaya membangun keterlibatan Kristen dalam hidup berbangsa, siap bekerja sama dengan Sinode Gereja dalam melakukan kaderisasi pemuda sebagai pemimpin publik. Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi Institut Leimena (HP: 0811 1088 854; Email:info@leimena.org).

Responsible Citizenship

in Religious Society

Ikuti update Institut Leimena