IL News 015/2019
Pertemuan terbesar di dunia yang membahas kebebasan beragama diadakan di Washington, DC, pada tanggal 16-18 Juli 2019. Diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS), “Ministerial to Advance Religious Freedom” dihadiri lebih dari 1,000 tokoh pimpinan agama dan masyarakat sipil hingga delegasi pemerintah yang mewakili lebih dari 100 negara. Acara dibuka oleh Menlu AS, Mike Pompeo, dan ditutup oleh Wapres AS, Mike Pence.
Banyak tokoh internasional ikut berbicara untuk menegaskan penghormatan pada kebebasan beragama, seperti Sheikh Abdullah Bin Bayyah dari Abu Dhabi, Pelapor Khusus PBB Ahmed Shaheed, Dubes AS untuk Kebebasan Beragama Internasional Sam Brownback, dan masih banyak lagi. Tidak sedikit pula para tokoh Indonesia yang hadir, antara lain Presiden Institut Leimena, Jakob Tobing; Katib Aam PBNU, K.H. Yahya Cholil Staquf; Ketua PBNU, H. Marsudi Syuhud; dan Imam Besar Masjid Istiqlal, K.H. Nasaruddin Umar. Matius Ho, Direktur Eksekutif Institut Leimena, ikut berbicara sebagai panelis dalam sesi berjudul “Religious Freedom Conditions for Effective Public – Faith-Based Partnerships in Development” yang disponsori USAID pada hari kedua acara tersebut.
Responsible Citizenship
in Religious Society
Ikuti update Institut Leimena