info@leimena.org    +62 811 1088 854

Ketua Umum PGI, Pdt. Gomar Gultom, membuka Sidang MPL-PGI 2023 dengan nuansa budaya Dayak, ditandai dengan pemotongan pantan.

IL News 004/2023

Balikpapan, IL News – Institut Leimena menghadiri Sidang Majelis Pekerja Lengkap Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (MPL-PGI) 2023 yang diadakan di Balikpapan, Kalimantan Timur, pada 27-31 Januari 2023. Acara dibuka secara resmi oleh Ketua Umum PGI, Pdt. Gomar Gultom, dalam ibadah bernuansa budaya Dayak yang diatur oleh tuan rumah Gereja Kalimantan Evangelis (GKE).

Pdt. Gomar lewat pidatonya menyoroti kekhawatiran menguatnya politik identitas menjelang Pemilu 2024. Oleh karena itu, dia mendorong peningkatan kerja lintas iman di tengah masyarakat majemuk.

“Tahun politik 2023-2024 diprediksi akan menjadi tahun yang cukup berat kita hadapi. Salah satu hal yang mengemuka saat ini adalah kekuatiran akan politik identitas yang makin menguat, yang mengancam sendi-sendi kemajemukan dan akan merobek tenun kebangsaan kita,” ujar Pdt. Gomar kepada sekitar 300 peserta sidang termasuk perwakilan gereja-gereja anggota PGI dan mitra PGI.

Pdt. Gomar menambahkan agama sudah lama menjadi komoditas dalam konstestasi politik, serta sangat diminati oleh para elite politik untuk mendulang suara. Menurutnya, program lintas agama dan kepercayaan yang dilakukan harus dibebaskan dari jebakan basa-basi sosial politik atau sekedar aktivitas reaksioner saat menghadapi gejolak sosial politik.

“Kerja-kerja lintas iman dalam menuju koeksistensi di tengah masyarakat majemuk seperti Indonesia harus ditingkatkan. Dialog antar agama dan kepercayaan harus dilihat sebagai kebutuhan nyata dan bukan sekedar kenikmatan intelektual, melainkan merupakan pergulatan yang menyentuh dan mengubah seluruh aspek kehidupan,” tandasnya.

Sementara itu, Program Officer Institute Leimena, Yans Penina Daphne, mengatakan Institut Leimena turut mendukung kerja lintas iman, salah satunya dalam program yang sedang dikembangkan yaitu Literasi Keagamaan Lintas Budaya (LKLB). Program tersebut dilakukan dengan berabgai mitra lintas agama, berupa pelatihan bagi pendidik dan penyuluh agama untuk membekali mereka dengan kompetensi-kompetensi agar mampu hidup bersama dalam masyarakat berbeda agama dan budaya.

Program LKLB dinilai banyak pihak sangat konkret karena menyentuh akar rumput melalui peran guru dalam mendidik generasi muda penerus bangsa.

“Pdt. Henriette T. Lebang, Ketua Majelis Pertimbangan PGI, turut pula berperan penting sejak awal perintisan program LKLB sampai saat ini,” kata Yans mewakili Institut Leimena saat menyampaikan greetings dalam Sidang MPL-PGI 2023.

Yans menambahkan kehadiran dalam Sidang MPL-PGI menolong Institut Leimena untuk lebih memahami kondisi gereja-gereja masa kini serta bagaimana dapat ikut melayani dengan lebih baik.

Sidang MPL-PGI 2023 diikuti oleh pimpinan sinode gereja anggota PGI dan pimpinan PGI Wilayah/Sinode Am Gereja (SAG) seluruh Indonesia, perwakilan gereja-gereja sebagai peninjau dan lembaga-lembaga mitra PGI.

Ibu Kota Negara (IKN)

Dalam pesan Sidang MPL-PGI 2023, disebutkan antara lain pelaksanaan sidang tak jauh dari Titik Nol Ibu Kota Negara (IKN) telah melahirkan sebuah kesadaran, dalam merancang gerak bersama gereja-gereja di masa mendatang. Di sini sangat penting untuk sejenak berdiri melihat Nusantara dari bumi Kalimantan yang memiliki limpahan sumber daya alam dan hutan amat lebat mengingatkan betapa kaya negeri Indonesia, serta betapa pentingnya negeri ini bagi dunia seluruhnya.

Dinamika politik tahun 2023 jelas akan terus meningkat sehingga gereja perlu terus menyuarakan perlawanan bagi praktik politik uang yang jelas menghina kedaulatan rakyat. Di sisi lain, potensi konflik horizontal hendaknya terus diwaspadai bersama.

“Kita tak ingin dikotak-kotakkan secara sengaja demi kepentingan politik berbagai pihak, sebab kita adalah saudara bersaudara yang hidup bersama dalam sebuah Rumah Betang yakni Nusantara,” demikian Pesan Sidang MPL-PGI 2023 yang dikutip dari website PGI.

Pdt. Gomar menambahkan pentingnya landasan etik dan moral untuk menyikapi Pemilu 2024. Peran gereja dibutuhkan untuk menanamkan moralitas politik Kristiani dengan mendidik warganya untuk memilih wakil di parlemen atau pemerintahan bukan berdasarkan perhitungan primordial, sektarian, dan sesaat tetapi nurani yang digerakkan rasa keadilan dan kesejahteraan bagi masyarakat. Gereja juga berperan menyiapkan warganya menjadi politisi andal, mumpuni, dan beriman teguh.

Pembukaan Sidang MPL-PGI 2023 ditandai dengan seremoni “potong pantan” yang dilakukan oleh Pdt. Gomar Gultom didampingi antara lain oleh Sekretaris Umum PGI Pdt. Jacklevyn Fritz Manuputty dan Ketua Umum Majelis Sinode GKE, Pdt. Simpon F. Lion. [IL/YPD/Chr]

Responsible Citizenship

in Religious Society

Ikuti update Institut Leimena