info@leimena.org    +62 811 1088 854
IL News 029/2018

 

“Universitas Kristen Petra sangat menjunjung integritas. Kalau mahasiswa saja sudah mencontek, bagaimana jika ia menjabat nanti? Itulah sebabnya, pendidikan perlu mengasah head, heart, hand. Pintu masuknya adalah mata kuliah Pancasila dan Kewarganegaraan”, ujar Dr. Ir. Ekadewi Anggraini Handoyo, M.Sc., Ketua Departemen Mata Kuliah Umum, dalam sambutan pembuka Seminar Wawasan Kebangsaan, 13 Desember 2018.

Senada dengan itu, Matius Ho, M.S., Direktur Eksekutif Institut Leimena, memantik pemikiran peserta seminar tentang perlunya penguatan pendidikan humaniora. Pendidikan ini menolong peserta untuk menghayati dirinya sebagai manusia bagi sesamanya.

Seminar yang berlangsung atas kerja sama UK Petra dan Institut Leimena ini, menghadirkan Drs. Jakob Tobing, MPA, Presiden Institut Leimena, sebagai narasumber sesi pertama seminar yang berjudul “Perjalanan Cita-cita Kebangsaan Indonesia”. Mengetahui sejarah perjalanan cita-cita bangsa yang dimulai dari pergerakan kemerdekaan hingga reformasi kini, akan membuat kita bijak dalam bersikap dan berperan. Agus Arianto Toly, S.E., Ak., M.S.A., Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum dan Keuangan, menjadi moderator yang memandu diskusi dengan peserta.

Sesi kedua dengan moderator Prof. Ir. Rolly Intan, M.A.Sc., Dr.Eng., bertajuk “Peran Perguruan Tinggi dalam Pertarungan Ideologi Bangsa”, menghadirkan Jakob Tobing dan Prof. Dr. Ir. Djwantoro Hardjito, M.Eng., Rektor UK Petra, sebagai narasumber. Djawantoro Hardjito menyampaikan pentingnya peningkatan kesadaran berbangsa dan bernegara bagi mahasiswa UK Petra. Salah satu langkah ke depan adalah melanjutkan inisiatif program kebangsaan yang sudah dilakukan UK Petra selama ini, termasuk dengan memperkuat silabus beberapa mata kuliah yang relevan.

Jakob Tobing menggugah semangat kebangsaan peserta dengan mengajak seluruh peserta sama-sama menginsyafi bahwa kehadiran orang Kristen di Indonesia bukanlah sebagai orang buangan, tapi sebagai orang yang diutus sebagai garam dan terang bagi bangsa. Pendidikan tinggi berperan dalam menghasilkan generasi yang dapat memperkuat konsolidasi demokrasi.

Seminar ini ditutup dengan pertanyaan dari seorang peserta: “Masih adakah harapan untuk Indonesia?” Jawaban “Ya”, disampaikan dengan optimis oleh Jakob Tobing dan Prof. Djwantoro. Perguruan Tinggi memiliki kekuatan untuk menjadi pelita optimisme bagi kemajuan Indonesia, melalui lahirnya generasi muda yang peduli pada sesamanya.

Responsible Citizenship

in Religious Society

Ikuti update Institut Leimena