info@leimena.org    +62 811 1088 854
IL News 001/2022

Jakarta, 25 Januari 2022 – Direktur Eksekutif Institut Leimena, Matius Ho, menjadi salah satu narasumber dalam acara Forum Diskusi Salemba 69 dengan tema “Merefleksikan Kepemimpinan Johannes Leimena dan Keindonesiaan”, pada 11 Desember 2021. Forum Diskusi Salemba (FDS) merupakan forum diskusi yang rutin diadakan setiap bulan oleh Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI).

Pada acara tersebut, Matius Ho mengangkat bagaimana karakter kepemimpinan pahlawan nasional yang akrab dipanggil Om Jo tersebut. Mengutip perkataan dr. JE Siregar, selaku pendiri Universitas Kristen Maranatha dan sahabat Dr. Johannes Lemena selama lebih dari 40 tahun, menyebut Johannes Leimena sebagai seorang manusia sejati.

Artinya, Johannes Leimena adalah seorang manusia yang dapat mempertahankan identitas dan integritasnya dalam segala situasi dan kondisi, baik sebagai warga pada umumnya atau saat menduduki posisi sebagai pejabat tinggi dalam pemerintahan, maupun saat mengalami tekanan-tekanan jiwa yang berat, seperti saat penjajahan Jepang atau penderitaan penyakit.

Kiri-Kanan: Adam Malik, Johannes Leimena, dan Presiden Sukarno. (koransulindo.com).

Johannes Leimena telah dianugerahkan gelar pahlawan nasional ketika masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2010. Om Jo adalah dokter berdarah Ambon dan beragama Kristen yang mendapat kepercayaan besar dari presiden pertama RI, Ir. Soekarno, yaitu secara keseluruhan 18 kali menjadi menteri dalam kurun 20 tahun, dimana 8 diantaranya sebagai menteri kesehatan. Dr. Johannes Leimena juga dipercaya sebagai pejabat presiden sebanyak 7 kali pada 1961-1965.

Dr. Johannes Leimena bukan hanya memberi dampak secara luas bagi masyarakat Indonesia. Dia juga dikenal sebagai pribadi yang menunjukkan keteladanan dalam hubungan dengan junior dan bawahannya. Selain bersikap ramah, Om Jo selalu bersedia membantu dan melindungi orang lain.

“Gagasannya mengenai ‘kewarganegaraan yang bertanggung jawab’ atau ‘dwi-kewarganegaraan’ telah mempengaruhi perspektif dan partisipasi sosial-politik orang-orang Kristen di Indonesia,” kata Matius Ho.

Konsep “dwi kewarganegaraan” dari Johannes Leimena bermakna bahwa orang Kristen memiliki tanggung jawab ganda yaitu sebagai warga negara Kerajaan Allah sebagaimana tercantum dalam Alkitab, di sisi lain juga diberikan tanggung jawab oleh Tuhan sesuai identitasnya sebagai warga negara Indonesia.

Sementara itu, anggota DPR Fraksi Partai Demokrat sekaligus putri dari Dr. Johannes Leimena, Hj. Melani Leimena Suharli mengatakan sang ayah telah menghadapi dengan baik proses panjang perjuangan sejak muda sampai akhir hayatnya.

“Motivasi sebagai pejuang yang peduli terhadap kondisi bangsanya membuat ayah Johannes Leimena menjadi pribadi yang kuat dan selalu ramah dalam menghadapi persoalan kehidupan,” ujar Melani.

Melani menambahkan sosok ayahnya selalu menjadi panutannya bahwa menjalani proses kehidupan itu harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dan sebaik-baiknya dengan sikap selalu ramah meskipun menghadapi banyak persoalan.

Berbagai testimoni warisan kepemimpinan Johannes Leimena juga disampaikan oleh narasumber lainnya dalam acara yang berlangsung secara virtual tersebut. Diantaranya oleh Dr. Agustin Teras Narang, SH (mantan gubernur Kalimantan Tengah dan anggota DPD Kalimantan Tengah) dan Jerry Sumampouw (Koordinator Komite Pemilih Indonesia/TePI). Pesan utama yang menggarisbawahi paparan narasumber hari itu adalah keyakinan yang beragam hendaknya memperkuat bukan memecah belah. (Yan/Chr/IL)

Responsible Citizenship

in Religious Society

Ikuti update Institut Leimena