info@leimena.org    +62 811 1088 854

IL News 026/2012

oleh Institut Leimena

 

Pendidikan Warga ke-36

Tolitoli (Sulawesi Tengah), 20-21 Juli 2012

Selasa, 17 Juli 2012, tim Institut Leimena yang terdiri dari Matius Ho, Daniel Adipranata, dan Viona Wijaya mendarat di kota Palu. Dari sana, tim menempuh perjalanan menuju kota Tolitoli. Perjalanan cukup panjang menggunakan jalan darat, menyisir jalur pantai timur pulau Sulawesi. Sepanjang perjalanan, kami terpukau oleh pemandangan yang luar biasa pantai. Di satu sisi laut lepas terhampar, di sisi lain bukit terjal dan sawah luas menyapa bergantian.

Sekitar lima belas jam kemudian, tim baru tiba di kota Tolitoli dini hari dan disambut dengan sangat hangat oleh keluarga Bapak Arnold Semen (tempat kami menginap) dan juga Pdt Cornelius Montol, ketua sinode Gereja Protestan di Buol Tolitoli (GPIBT).
Bekerjasama dengan GPIBT, Institut Leimena mengadakan Pendidikan Warga ke-36 di kota Tolitoli. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 20-21 Juli 2012 bertempat di GPIBT Jemaat Bukit Zaitun dan dihadiri sekitar 30 peserta yang merupakan penatua, majelis dan pendeta dari empat jemaat GPIBT: Jemaat Imannuel, Jemaat Bethesda, Jemaat Bukit Zaitun, dan Jemaat Maranatha.

Dalam dua hari tersebut, para peserta diajak untuk mendiskusikan bagaimana orang Kristen,  sebagai warganegara Indonesia, dapat mendobrak perasaan rendah diri atau acuh, lalu ikut bangkit membangun negeri.

Diskusi kemudian difokuskan pada pengembangan diskusi warga, sebuah wadah di mana jemaat mendapat ruang dan kesempatan untuk bersama-sama mendikusikan masalah-masalah yang dihadapi masyarakat setempat. Dengan cara ini, orang Kristen dapat menjadi garam dan terang di Tolitoli.

Memang, selama ini, budaya diskusi semacam ini masih jarang dilakukan. Karena itu, para peserta yang merupakan pemimpin jemaat, sangat bersemangat untuk mulai membangun partisipasi aktif jemaat terhadap penyelesaian masalah-masalah di sekitar mereka.

Dalam kegiatan ini juga dilakukan penandatanganan perjanjian kerjasama antara Institut Leimena dengan GPIBT untuk melaksanakan diskusi warga hingga dua tahun ke depan.

Berikut ini adalah kesan para peserta kegiatan:

“Kesadaran bahwa perubahan bangsa Indonesia ke arah yang sesuai dengan UUD 45 dapat dimulai dari masyarakat kebanyakan melalui kegiatan sederhana, seperti ‘Diskusi Warga’.” — (Pdt. Ch. Kaparang Sambouw, Sekretaris BPH Sinode GPIBT)

“Melaksanakan ‘Diskusi Warga’ ke tingkat Pelayanan Kategorial Pria/Kaum Bapa di Jemaat Bethesda.” — (Pnt. Gerzon Montolalu, GPIBT Jemaat Bethesda)

“Kami akan mengembangkan di ibadah kolom.” — (Fendy Thie, GPIBT Jemaat Bukit Zaitun)

“Melaksanakan ‘Diskusi Warga’ di Pelayanan Kategorial Kaum Perempuan.” — (Seyske Mantow, GPIBT Jemaat Bukit Zaitun)

“Saya akan melanjutkan kepada teman-teman guru di sekolah di mana saya mengajar.” — (Pnt. Henny Rompis, GPIBT Jemaat Bukit Zaitun)

Selama dua hari, peserta sangat antusias untuk mencoba Diskusi Warga di jemaat mereka masing-masing. Setiap jemaat telah membuat rencana pelaksanaan Diskusi Warga di bulan-bulan ke depan. Setiap kami sepakat dengan kata-kata penutup dari Pdt Cornelius Montol (ketua Sinode GPIBT) bahwa tidak ada cinderamata yang lebih indah bagi tim Institut Leimena selain komitmen para peserta untuk melaksanakan Diskusi Warga di jemaatnya masing-masing!

Selamat berdiskusi, warga Tolitoli!

Responsible Citizenship

in Religious Society

Ikuti update Institut Leimena