info@leimena.org    +62 811 1088 854
Media Indonesia 13 November 2012

Soal Bangsa, Presiden Paling Bertanggung Jawab

oleh Thomas Harming Swarta

MESKI SUDAH BERUSIA 67 TAHUN. INDONESIA MASIH MENYISAKAN BANYAK MASALAH MENDASAR


PRESIDEN yang dipilih secara langsurig oleh rakyat dinilai sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas segala masalah yang terjadi di Tanah Air hingga saat ini.

Politikus kawakan Sabam Sirait mengemukakan hal itu dalam sambutannya pada acara 67 tahun Pelayanan Kristen dalam Bidang Politik, tadi malam. Acara yang dipusatkan di Gereja GMIST Zaitun Jakarta itu dihaciiri berbagai Lapisan masyarakat.

Menurut Sabam, presiden, atas nama rakyat, dapat mengambil tindakan apa pun asakan untuk kepentingan rakyat. Presiden dapat memilih mentri yang bukan perwakilan partai politik, mengganti menteri yang tidak bermutu, apalagi terindikasi korupsi, walaupun menteri itu dari parpol.

“Atas nama rakyat, presiden juga bisa memerintahkan gubernur, bupati, untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu. Presiden bisa memaksa melakukan negosiasi ulang perjanjian utang dan investasi dengan negara lain yang dilakukan pemerintah terdahulu yang ternyata merugikan,” urainya.

Menutut Sabam, yang tidak bisa dilakukan presiden atas nama rakyat ialah hal-hal yang merugikan rakyat.

“Masalahnya, benar-benarkah presiden memikirkan kepentingan rakyat, mengutamakan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi, golongan, dan kelompoknya?” kata Sabam.

Karena itu, tegasnya, jika seseorang terpilih menjadi presiden, dia harus melepaskan jabatan apa pun dari parpol pendukungnya. Hal itu agar dia berpikir dan bertindak untuk semua golongan dan kelompok.

Renungan itu, kata politikus PDIP itu, menjadi relevan karena adanya kecenderungan saat ini para elite politik, elite birokrasi, dan profesional lebih mengutamakan kepentingan pribadi dan kurang peka dengan masalah-masalah sosial-politik yang membelit rakyat. “Korupsi, money politics, sepertinya suciah bukan tabu lagi Sangat sulit mencari institusi dan orang yang benar-benar bebas dari permainan uang,” kata Sabam lagi.

Tidak simpatik

Pada diskusi soal Pancasila dalam rangka mengenang jasa TB Simatupang, kemarin, mantan Ketua PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif atau biasa dipanggil Buya Syafii mengaku narna-nama calon presiden yang dimunculkan partai politik saat ini tidak simpatik. Nama-nama yang muncul, kata dia, tidak cukup mernberi banyak harapan untuk Indonesia yang lebih baik.

“Kita ini seperti masuk Lorong gelap. Tidak ada figur yang cukup menonjol dimunculkan parpol untuk capres 2014. Nama-nama yang muncul saat ini sama sekali tidak memuaskan,” ujarnya.

Menurut dia, narna-nama yang muncul ke permukaan memiliki rekam jejak yang tidak memberi harapan.

“Maka saya sangat berharap agar menjelang 2014 nanti ada figur alternatif di luar parpol yang mau maju. lni yang harus kita dukung.” Seperti diberitakan, nama-nama capres dari parpol yang muncul ke permukaan an tara lain Prabowo Subianto dari Partai Gerindra, Megawati Soekarnoputri dari PDIP, Wiranto dari Hanura, Aburizal Bakrie yang diusung Golkar, dan Hatta Rajasa dari PAN.

“Kasihan masyarakat kita disodori nama-nama seperti ini Berharap ada figur alternatif yang muncul,” tukas Buya Syafi’i. (*/P-1)

Responsible Citizenship

in Religious Society

Ikuti update Institut Leimena