info@leimena.org    +62 811 1088 854
Sinar Harapan 13 November 2012

Institut Leimena Gelar TB Simatupang Memorial Lecture

JAKARTA – Institut Leimena yang dipimpin Jacob Tobing menggelar TB Simatupang Memorial Lecture guna mengenang jasa serta pemikiran TB Simatupang (1920-1990) yang masih relevan dengan situasi bangsa terkini.

Acara yang digelar di Jakarta, Senin (12/11) ini menampilkan sejumlah tokoh sebagai narasumber, Prof Dr Emil Salim, KH Salahuddin Wahid, Jenderal TNI (Purn) Luhut Panjaitan, mantan Gubernur BlAdrianus Mooy, Prof Dr Syafii Maarif, dan Ketua MK Mahfud MD.

Acara yang dipandu Rosiana Silalahi ini mengambil tema “Pembangunan Nasional sebagai Pengamalan Pancasila”. TB Simatupang Memorial Lecture juga dihadiri sejumlah tokoh nasional dan para politikus.

TB Simatupang lahir 28 Januari 1920 di Sidikalang, Sumatera Utara. TB Simatupang yang akrab disapa Pak Sim ini lulus Akademi Militer pada 1942, lalu menjadi pejabat Kepala Staf Angkatan Perang pada 1949. Setahun setelah itu, Pak Sim menjadi Kepala Staf Angkatan Perang menggantikan Jenderal Soedirman.

Pak Sim juga ikut membangun TNI yang semula bernama Tentara Keamanan Rakyat pada 1945 dan berperan dalam meletakkan dasar bagi militer profesional. Pak Sim juga dikenal sebagi penulis Sumpah Prajurit dan memimpin penyusunan Sapta Marga yang hingga kini menjadi pegangan TNI dalam menjalan tugas.

Pada 1959, Pak Sim pensiun dari dinas militer sehingga memiliki waktu untuk memperhatikan peran orang Kristen dalam pembangunan Bangsa Indonesia, melalui Dewan Gereja Indonesia (sekarang PGI), Dewan Gereja ASEAN dan Dewan Gereja Dunia.

Dalam acara itu, Mahfud MD mengatakan, kegiatan memorial lecture untuk mengenang tokoh TB Simatupang ini sangat penting, untuk mengingat kembali bagaimana generasi terdahulu membangun Indonesia dan mempertahankan Pancasila.

Menurut Mahfud, Indonesia harus tetap optimistis untuk menatap Indonesia ke depan sebab Indonesia memiliki sosial yang sangat kuat untuk terus membangun berdasarkan Pancasila. Dia mengingatkan agar semua pihak terus memperkuat Pancasila melalui pembangunan, bukan dengan perusakan. (Krisman Kaban)

Responsible Citizenship

in Religious Society

Ikuti update Institut Leimena